Bantul (Antaranews Jogja) - Kelompok Tani Desa Parangtritis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan kios sarana produksi pertanian bantuan lembaga pemerintah di daerahnya bisa menjadi kios resmi yang menjual pupuk bersubsidi.
"Harapannya kios ini bisa menjadi kios pengecer resmi pupuk bersubsidi karena selama ini petani sulit mendapatkan pupuk bersubsidi sesuai HET (harga eceran tertinggi)," kata Ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur Dusun Samiran, Desa Parangtritis, Kadiso di Bantul, Selasa.
Menurut dia, kios sarana produksi pertanian (saprodi) bantuan badan usaha milik negara (BUMN) bank itu memang untuk dikelola koperasi dalam menyediakan sarana pertanian bagi petani wilayah sentra bawang merah itu.
Ia mengatakan, sebelum ada kios tersebut petani setempat kesulitan memperoleh pupuk bersubsidi dengan harga sesuai HET, jika ingin mendapatkan pupuk sesuai HET, harus menuju ke kios resmi yang lokasinya jauh dari wilayah pesisir ini.
"Bukan kesulitan, kesulitannya itu hanya karena tempatnya jauh, sehingga harus pakai sepeda motor kan petani lebih baik beli di dekat, walaupun agak mahal dibanding dengan di luar ada selisih antara Rp2 ribu sampai Rp4 ribu per sak," katanya.
Kadiso menyebutkan untuk pupuk bersubsidi jenis Ponska sesuai HET harganya sebesar Rp115 ribu per sak ukuran 50 kilogram, namun kalau yang dijual di kios tidak resmi mencapai Rp120 ribu per sak, bahkan bisa lebih mahal.
"Sebenarnya cukup memberatkan, tetapi kadang petani tidak merasakan itu, makanya ini bisa jadi kios pengecer resmi, kalau sebelumnya kan harus ke luar desa karena ada di Desa Tirtohargo seberang sungai dan untuk ke sana harus mutar," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi mengatakan, Bantul tidak pernah mengalami kekurangan pupuk bersubsidi, semua petani masih bisa mendapatkan pupuk bersubsidi yang didistribusikan melalui kios atau pengecer resmi pupuk.
Ia mengatakan, hanya saja ketika ada petani yang kesulitan mendapat pupuk bersubsidi itu karena enggan membeli ke kios pupuk yang lokasinya jauh dari lahan garapannya, dan memilih membeli pupuk di kios terdekat dengan harga lebih mahal.
"Biasanya kaitannya dengan penebusan, belum tentu semua petani menebus, jadi ada beberapa petani yang beli di kios pupuk terdekat walaupun lebih mahal, padahal kalau tidak ditebus kan menumpuk di situ," katanya.
Berita Lainnya
Presiden: Pemerintah bakal melunasi utang subsidi pupuk
Rabu, 3 April 2024 11:17 Wib
BRIN sedang meneliti manfaat abu terbang batu bara guna budidaya bawang merah
Senin, 1 April 2024 15:36 Wib
Alokasi pupuk Rp54 triliun mewujudkan swasembada pangan RI
Minggu, 31 Maret 2024 5:53 Wib
27 ribu kios penyaluran pupuk subsidi di Indonesia digitalisasi
Selasa, 19 Maret 2024 6:01 Wib
Bantul terus sosialisasikan ke kelompok tani penebusan pupuk dengan KTP
Rabu, 28 Februari 2024 21:58 Wib
Kementan bantu benih-pupuk untuk tanaman padi di Kudus, Jateng, terdampak banjir
Kamis, 22 Februari 2024 21:16 Wib
"Automatic adjustment" antisipasi pembiayaan program, beber Airlangga
Kamis, 15 Februari 2024 5:16 Wib
Baca, ribut pajak hiburan hingga dugaan suap perusahaan SAP
Minggu, 21 Januari 2024 7:45 Wib