Teater Mantra#2019 dipentaskan di Taman Budaya Yogyakarta

id Taman budaya yogyakarta

Teater Mantra#2019 dipentaskan di Taman Budaya Yogyakarta

Gedung Taman Budaya Yogyakarta (Foto antaranews.com)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Rumah Budaya Emha Ainun Najib bersama Taman Budaya Yogyakarta akan mementaskan Teater Mantra#2019 yang bersumber dari naskah atau teks-teks mantra karya Jaka Santosa.

Sutradara Mantra#2019, Puntung CM Pudjadi saat jumpa pers di Rumah Budaya Emha Ainun Najib, Jumat, menjelaskan gelaran teater yang akan berlangsung di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta, pada 26 Maret 2018 itu akan mengawinkan delapan jenis mantra dengan musik dan tari.

"Saya akan berusaha mengawinkan ketiganya supaya penonton dapat menikmati satu kesatuan antara musik, koreografi, dan mantranya," kata Puntung.

Puntung menyadari pembuatan teater yang bersumber dari teks-teks mantra merupakan pengalaman kali pertama yang ia dapatkan sebagai sutradara. Ia mengaku sempat kaget menerima proyek itu.

"Saya juga sempat tidak mengerti ini mantra, tapi kok ditonton dan dipertunjukkan," kata dia.

Meski demikian, Puntung meyakini mantra-mantra yang akan dipertunjukkan dalam kombinasi musik dan tari itu bisa menyentuh hati para penonton. Sebab, lebih dari musik biasa, lantunan mantra akan dibawakan dengan penuh penghayatan.

"Musik saja bisa menyentuh perasaan kita. Apalagi mantra ini kan dinyanyikan dengan penuh penghayatan," kata dia.

Bebeda dengan pembuatan drama atau teater pada umumnya yang urut-urutannya berawal dari naskah dan ploting terlebih dahulu. Penggarapan Teater Mantra#2019 diawali dengan penggarapan musik, baru dimasukkan adegan yang diiringi pembacaan mantra.

Joko Santosa, penggagas Teater Mantra#2019 mengatakan tujuan mengangkat mantra sebagai pertunjukkan agar mantra tidak sebatas menjadi teks belaka. Menurut dia, jika teks mantra dapat dibaca bersama-sama akan memunculkan energi tertentu.

Budayawan Emha Ainun Najib yang hadir dalam kesempatan itu mengatakan mantra merupakan budaya buatan manusia yang sudah ada sejak berabad-abad lalu. Pada saat itu, untuk menyikapi apapun yang tidak bisa disentuh oleh akal pikiran, salah satu alat manusia adalah mantra. "Dia bukan teks langit (teks suci dari Tuhan) tapi teks bumi karangan manusia untuk menemukan sesuatu sebelum Tuhan berbicara langsung padanya," kata Emha selaku supervisor dalam pementasan itu.


(T.L007) 23-03-2018 15:44:54


 
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024