SPS Yogyakarta gelar "Romansa Sastra Remaja"

id Seni

SPS Yogyakarta gelar "Romansa Sastra Remaja"

Ilustrasi pentas seni (Foto Antara)

Sleman (Antaranews Jogja) - Studio Pertunjukkan Sastra (SPS) Yogyakarta bekerja sama dengan Taman Budaya Yogyakarta dan Rumah Bahasa dan Sastra menggelar acara Bincang-bincang Sastra dengan tajuk "Romansa: Tentang Sastra (untuk) Remaja".

"Acara yang digelar Sabtu 24 Maret 2018 pukul 20.00 di Ruang Seminar Taman Budaya Yogyakarta ini menghadirkan pembicara Mustofa W Hasyim (Sastrawan), Ahmad Zamzuri (Peneliti Sastra Balai Bahasa DIY) dan Fitri Merawati (Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta)," kata koordinator acara Bayu Aji Setiyawan, Sabtu.

Menurut dia, bincang-bincang sastra yang dipandu Nindwihapsari dikemas untuk remaja Yogyakarta ini menghadirkan pelajar-pelajar SLTA di DIY. Mereka adalah Kelompok Musik MUHDASA (SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta) akan menyajikan pertunjukan musikalisasi puisi, Kadha Aditya (Sanggar Sastra Indonesia Yogyakarta, Balai Bahasa DIY).

"Selain itu menampilkan pembacaan cerita remaja, dan pembacaan puisi oleh Setia Rini (SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta), Zainab Ratu (SMA Negeri 1 Bantul), Arina Salsa Bila (SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta), dan Aisyah Maharani (MAN 1 Yogyakarta)," katanya.

Ia mengatakan, alasan Studio Pertunjukkan Sastra (SPS) Yogyakarta menggandeng Balai Bahasa DIY dalam penyelenggaraan acara ini ialah mengembalikan dan membekali para remaja usia sekolah dengan gerakan literasi. Hal ini berkaitan dengan keseriusan pemerintah dalam menyiapkan kematangan karakter generasi muda Indonesia yang berbudaya, berkarakter, dan berbudi pekerti luhur.

"Yogyakarta yang dikenal luas dengan predikat Kota Pelajar dan Kota Pendidikan sudah selayaknya menjadi barometer lahirnya manusia-manusia terpelajar dan terdidik. Bukan hanya karena di Yogyakarta banyak berdiri sekolah dan kampus yang sudah berdiri sejak lama, lahirnya tokoh-tokoh pendidikan nasional dan gerakan-gerakan di dunia pendidikan dari Yogyakarta adalah bukti bahwa Yogyakarta memiliki sejarah penting bagi kemajuan dunia pendidikan di Indonesia," katanya.

Menurut dia, sangat disayangkan apabila predikat yang tersemat di pundak Yogyakarta tercemar oleh ulah para remaja usia sekolah yang melakukan tindakan-tindakan kriminalitas. Sebagaimana marak diberitakan, kenakalan remaja yang terjadi telah mencoreng nama baik DIY dan dunia pendidikan.

"Di sinilah pentingnya Gerakan Literasi Nasional. Geragan literasi bagi remaja usia sekolah di DIY semoga dapat memperbaiki citra buruk itu dengan suatu prestasi. Sebagaimana disadari bersama, generasi muda kita adalah Indonesia di masa yang akan datang. Kita tahu bahwa Pemerintah Republik Indonesia serius menggalakkan dunia literasi bagi generasi muda. Sementara itu, para remaja hari ini tengah dan telah dihadapkan pada kemajuan teknologi yang pesat. Karya sastra berupa puisi, cerita pendek, cerita bersambung, novel, ditulis di blog, laman, webtoon, wattpat, dan media-media siber lainnya. Novel-novel yang bercerita tentang remaja seperti Lupus, Catatan Si Boy, Ada Apa dengan Cinta, yang terbaru Dilan, dan sejenisnya diproduksi dan diangkat ke layar lebar," katanya.

Bayu mengatakan, karya sastra untuk remaja berkembang pesat, populer, dan laris di pasar buku. Selain itu, kalau mau menarik benang merah ke tahun-tahun lampau, media massa di Yogyakarta banyak memberikan ruang kepada remaja. Mingguan Pelopor Yogya dengan "Pos Persada", Masa Kini dengan "Insani", Bernas dengan "Remaja Nasional", Kedaulatan Rakyat dengan Gatotkaca yang kini berubah wujud menjadi "Kaca", dan majalah-majalah khusus remaja terbitan Ibukota seperti Gadis, Gaul, Aneka Yes, dan sebagainya memberikan perhatian dan ruang para remaja Yogyakarta dan Indonesia di zamannya.

"Perwakilan pemerintah dalam hal ini Balai Bahasa DIY setiap tahun senantiasa menggelar pelatihan penulisan berupa Bengkel Bahasa dan Sastra bagi remaja serta Lomba Kebahasaan dan Kesastraan bagi remaja DIY untuk mendongkrak minat baca dan tulis remaja DIY. Peran Balai Bahasa DIY terbukti amat besar dalam memberikan perhatiannya terhadap generasi muda. Semoga acara yang digelar oleh Studio Pertunjukan Sastra kali ini memberi manfaat bagi masyarakat khususnya bagi generasi muda dan dunia pendidikan di DIY," katanya.
 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024