Jusuf Kalla: perang dagang AS-China bisa berpengaruh ke Indonesia

id jusuf kalla

Jusuf Kalla: perang dagang AS-China bisa berpengaruh ke Indonesia

Wakil Presiden Jusuf Kalla (FOTO ANTARA/Regina Safri)

Jakarta (Antaranews Jogja) - Wakil Presiden M. Jusuf Kalla (JK) menilai perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China dapat berdampak (impact) yang luas dan berpengaruh ke Indonesia, apabila tidak segera diselesaikan ketegangannya sejak dini.

"Semua perang dagang, apalagi dengan negara-negara besar, seperti Amerika dengan China, negara dengan ekonomi nomor satu dan nomor dua di dunia, kalau terjadi akan menimbulkan impact yang luas," kata Jusuf Kalla kepada wartawan di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa.

Kekhawatiran terhadap perang dagang antara AS dan China muncul di banyak negara setelah Presiden AS Donald Trump menerapkan tarif untuk produk impor baja senilai 25 persen dan produk alumunium senilai 10 persen.

"Ini baru dua macam saja, baja dan alumunium, yang kena dan bisa berimplikasi luas," ujar Wapres Kalla.

Wapres berharap ketegangan antara dua negara tersebut dalam bidang perdagangan global dapat diselesaikan di tingkat organisasi perdagangan internasional atau World Trade Organization (WTO).

"Oleh karena itu ada WTO untuk menghindari perang dagang itu, tapi kalau terjadi saling membalas, maka namanya perang, dan itu berbahaya untuk perdagangan dunia," ujarnya.

Terkait dampak penerapan kenaikan tarif impor di AS tersebut, Wapres mengatakan Pemerintah Indonesia siap membalas dengan menerapkan hal serupa untuk komoditas ekspor ke AS.

Saat ini, ia mengemukakan, komoditas ekspor terbesar Indonesia ke AS adalah minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO), sementara impor Indonesia dari Amerika antara lain kacang kedelai dan terigu.

"Kalau dia menghalangi kita masuk ke Amerika, maka tentu kita juga mengurangi impor kedelai dan terigu dari Amerika Serikat. Harus begitu, kita mengimpor ada kedelai, jagung, gandum dan Boeing. Pesawat saja ada berapa yang kita beli dari sana?" demikian Wakil Presiden M. Jusuf Kalla.

 

Pewarta :
Editor: Luqman Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2024