Dunia pendidikan Indonesia diminta mewaspadai program magang palsu

id smk

Dunia pendidikan Indonesia diminta mewaspadai program magang palsu

Ilustrasi (Foto antaranews.com)

Jakarta (Antaranews Jogja) - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta satuan pendidikan, terutama sekolah-sekolah kejuruan, untuk mewaspadai program magang palsu di luar negeri yang mengekspolitasi siswa-siswi SMK untuk dipekerjakan secara tidak manusiawi.

         "Mereka dieksploitasi secara kejam dengan jam kerja hingga 18 jam per hari, gaji rendah dan diperlakukan secara tidak manusiawi," kata Komisioner Bidang Trafficking dan Eksploitasi Anak KPAI, Ai Maryati Solihah dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.

         Karena itu, KPAI juga mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengawasi program magang di luar negeri bagi siswa-siswi SMK secara ketat.

         Misalnya, program magang di luar negeri hanya dapat dilakukan bila ada rekomendasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di negara tujuan.

         "Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga wajib memantau perusahaan-perusahaan di negara tujuan yang direkomendasikan tersebut," tutur  Ai.

         KPAI mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta dinas-dinas pendidikan di seluruh Indonesia untuk melakukan sosialisasi secara masif ke sekolah-sekolah kejuruan agar sekolah dan siswa tidak tertipu program magang palsu.

         "Siswa kejuruan memang harus dipersiapkan untuk siap bekerja. Namun, mereka juga harus dilindungi dari eksploitasi," katanya.

         Ai mengatakan terdapat modus mengeksploitasi anak melalui magang di luar negeri. Mengutip pemberitaan Koran Tempo, data sementara korban berjumlah 600 orang dari Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Timur. Pengiriman siswa-siswi magang ke luar negeri dari Nusa Tenggara Timur bahkan sudah berlangsung sejak 2009.

         "Kasusnya kini tengah disidangkan di Pengadilan Negeri Semarang dengan terdakwa Direktur PT Sofia bernama Windy yang bekerja sama dengan PT Walet Maxim Birdnest milik Albert Tei di Selangor, Malaysia," jelasnya. 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024