Donald Trump berencana mengirim tentara ke perbatasan Meksiko

id donald trump

Donald Trump berencana mengirim tentara ke perbatasan Meksiko

Presiden Amerika Serikat Donald Trump (Reuters)

 Washington (Antaranews Jogja/Reuters) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa semakin mempertajam retorika anti-imigrasi dengan mengaku berencana mengirim tentara ke perbatasan Meksiko untuk menghentikan arus pendatang ilegal sampai tembok sepanjang perbatasan dibangun.

         Sebelumnya Trump mengancam akan menghentikan bantuan untuk Honduras dan negara-negara lain sampai mereka menghentikan "rombongan" orang-orang dari kawasan Amerika Tengah ke Amerika Serikat.

         Trump menyebut penugasan militer di perbatasan selatan itu sebagai "langkah besar" dan telah mendiskusikan idenya dengan Menteri Pertahanan James Mattis.

         "Sampai kami selesai membangun tembok dan keamanan yang memadai, kami akan menjaga perbatasan dengan militer," kata Trump kepada para wartawan di Gedung Putih.

         Setelah 14 bulan menjabat sebagai presiden, Trump masih sering mengulangi retorika anti-imigrasi yang membantu dia memenangi pemilu presiden pada 2016 lalu. Trump bersikap keras terhadap para pendatang selama masa kampanye.

         Namun hingga kini dia gagal meloloskan legislasi terkait imigrasi ataupun mendapatkan pendanaan pembangunan tembok perbatasan dari Kongres yang dikuasai oleh Partai Republik.

         Trump tidak mengungkap seberapa besar penempatan militer di perbatasan. Undang-undang di Amerika Serikat melarang penggunaan militer untuk mengambil alih tugas penegak hukum di dalam negeri, kecuali dengan izin Kongres.

         Namun militer masih bisa melakukan tugas dukungan terhadap aparat penegak hukum. Sebagai contoh, Presiden George W. Bush pernah menempatkan pasukan National Guard untuk melakukan misi analisis intelejen. Demikian pula dengan Presiden Barack Obama yang mengirim tentara ke perbatasan Meksiko untuk tugas yang sama.

        Seorang pejabat senior di Majelis Rendah Amerika Serikat mengatakan bahwa pihaknya tidak menerima informasi mengenai rencana Trump.

         Di sisi lain, Duta Besar Meksiko untuk Amerika Serikat, Geronimo Gutierrez, mengaku telah meminta Washington untuk menjelaskan rencana yang sama.

         "Tentu saja ini adalah sesuatu yang tidak akan disambut dengan baik oleh pemerintah Meksiko," kata Gutierrez kepada CNN.

         Dalam beberapa hari terakhir, Trump mengaku terganggu atas rencana kedatangan lebih dari 1.200 pendatang asal Amerika Tengah yang kini berjalan dari perbatasan Meksiko - Guatemala menuju Amerika Serikat.

         Dia bahkan akan menarik diri dari Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara jika rombongan tersebut tidak dihentikan.

         Rombongan itu pada umumnya merupakan para pengungsi yang melarikan diri dari Honduras, yang terjadi setiap tahun sejak 2010 untuk menarik perhatian dunia terhadap nasib para imigran.