Bantul bangun sarana pengelolaan sampah seluruh desa

id Sampah

Bantul bangun sarana pengelolaan sampah seluruh desa

Ilustrasi (antaranews)

Bantul (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta akan membangun sarana pengelolaan sampah di seluruh desa untuk mengoptimalkan penanganan sampah demi terwujudnya Bantul bersih sampah.

"Seiring sejalan dengan pembangunan infrastruktur persampahan di Bantul, ada tiga yang menjadi fokus kita dalam pengelolaan sampah di level desa, pemerintah desa kita minta untuk membangun tiga hal," kata Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih di Bantul, Kamis.

Menurut dia, tiga hal yang harus dibangun pemerintah desa itu adalah Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Sementara, Bank Sampah dan Tim pengelola sampah yang dibentuk dan ditetapkan dengan keputusan lurah.

Wabup Bantul menjelaskan, TPS Sementara yang dibangun di tiap desa itu untuk menampung sampah yang residual, sampah yang memang tidak bisa lagi dimanfaatkan atau diolah menjadi barang bernilai, misalnya potongan kecil plastik.

"Kemudian `Bank Sampah` untuk menampung sampah-sampah yang `recycle dan reuse`, maka seluruh bank sampah itu harus ada pengelolanya dan punya tarif barang-barang yang masih bernilai secara ekonomis, misalnya botol air mineral harganya berapa," katanya.

Dengan demikian, kata dia, di dalam pengelolaan sampah di level desa itu terdapat aktivitas yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, sebab akan ada berbagai jenis sampah yang dibeli bank sampah dari masyarakat.

"Maka disinilah kita inginkan adanya tindakan ekonomis masyarakat bahwa sampah yang `recycle dan reuse` itu jangan dibuang, karena bisa bernilai ekonomis dan bisa memperoleh uang dari situ. Itu salah satu terobosannya," katanya.

Terkait dengan kesiapan pemerintah desa sampai saat ini, lanjut Wabup Bantul, ada pemerintah desa dan masyarakatnya yang sudah siap, namun juga ada yann belum, karena masih ada yang mencari titik di mana membangun TPS Sementara.

"Lokasi TPS Sementara itu bisa di tanah kas desa, tetapi kan tidak mudah karena kalau terlalu dekat dengan permukiman diprotes orang. Dan pemilihan titik di beberapa tempat di desa juga tidak mudah," katanya.

 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024