Petani garam Gunung kidul harapkan dukungan pemerintah

id petani garam,Pantai Sepanjang,Gunung Kidul

Petani garam Gunung kidul harapkan dukungan pemerintah

Sejumlah petani sedang mengangkut garam (antaranews.com)

Gunung Kidul (Antaranews Jogja) - Petani garam di Pantai Sepanjang, Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan pemerintah terus mendukung pengembangan produksi garam rakyat sehingga tidak membutuhkan investor.

Ketua kelompok petani garam Tirta Bahari Winarto di Gunung Kidul, Minggu, mengatakan saat ini baru pengembangan garam rakyat di Pantai Sepanjang, meski pembuatan garam di wilayah tersebut sudah berlangsung sejak 2012.

"Setelah dapat bantuan peralatan dari pemerintah akhir 2017, kami terus berupaya mengembangkan garam rakyat," katanya.

Dia mengatakan dengan pengembangan garam rakyat diharapkan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Yang pertama yakni menyedot air laut ke bak penampungan, lalu setelah diendapkan selama dua hari, disalurkan ke bak penampungan yang disebut bak penaan.

Setelah 10 hari baru bisa dialakukan pemanenan.Setelah disimpan dalam kotak ukuran 240x120 cm, dengan ketinggian 3 sampai 4 cm air laut, tinggal menunggu sekitar 5 hari kalau cuaca baik. Satu kotak bisa menghasilkan 10 kilogram garam.

"Satu kilogram garam kami jual dengan harga Rp10.000 kepada masyarakat," katanya.

Winarto berharap tidak ada investor dari luar yang mengembangkan garam di sini karena takut harganya akan turun, dan petani akan tersingkir.

Ia mengatakan pihaknya ingin memaksimalkan potensi laut selain perikanan.

Menurut dia, potensi garam di pantai selatan cukup besar sehingga irinya bersama warga terus berupaya agar produksi garam kelompoknya meningkat.

Selain memaksimalkan potensi di sekitar pantai, dia berharap setiap rumah di Dusun Ngeluh, Desa Kemadang, bisa membuat sendiri garam, sehingga mampu mencukupi kebutuhan mandiri.

"Di sini ada 80 kepala keluarga, jika setiap keluarga memiliki satu meja (kotak pembuat garam), dan bisa menghasilkan 15 kg per KK, kan hitungan kasarnya bisa mencapai 1 ton per bulan. Produksi itu minimal, kalau dikelola dengan baik bisa lebih banyak lagi," katanya.

(U.KR-STR)