Sleman menumbuhkan minat baca melalui wisata pustaka

id Perpustakaan

Sleman menumbuhkan minat baca melalui wisata pustaka

Seorang pengunjung membaca buku di Perpustakaan Kota Yogyakarta, Kotabaru, Yogyakarta. FOTO ANTARA.

Sleman (Antaranews Jogja) - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta terus berupaya menumbuhkan minat baca masyarakat salah satunya melalui silang layan dan wisata pustaka.

"Kami telah melakukan upaya untuk mendukung ketersediaan sarana dan prasarana perpustakaan di Kabupaten Sleman. Perpustakaan milik sekolah, desa atau taman baca bisa meminjam buku dari Perpustaan Daerah Kabupaten Sleman melalui program Silang Layan," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sleman Ayu Laksmidewi, Selasa.

Menurut dia, dengan program tersebut perpustakaan-perpustakaan di Kabupaten Sleman bisa meminjam maksimal 100 buku selama dua bulan secara gratis.

"Karena kami menyadari salah satu faktor rendahnya minat baca adalah kurangnya jumlah buku, maka kami mengadakan layanan silang layan namanya. Tapi harus ada MoU dulu biar gampang kontrolnya," katanya.

Ia berharap pemerintah desa sebagai lembaga yang paling dekat dengan masyarakat ikut berperan aktif dalam meningkatkan minat baca di lingkungannya.

"Kami telah melakukan koordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Inspektorat Kabupaten Sleman untuk membangun perpustakaan desa. Kemudian disepakati untuk membuat program Rintisan Desa Gemar Membaca sebagai kepanjangan tangan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sleman," katanya.

Ayu mengatakan rintisan tersebut nantinya akan menjadi desa mandiri yang kemudian akan membina perpustakaan yang ada di dusun-dusun.

"Ada regulasi yang bentuknya Undang-Undang Nomer 43 tahun 2007. Isinya desa itu wajib menyelenggarakan perpustakaan desa. Harusnya tidak ada lagi keraguan untuk pemerintah desa," katanya.

Ia mengatakan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sleman mempunya program wisata pustaka. Program ini ditujukan untuk sekolah yang berprestasi atau sekolah yang lokasinya jauh dari perpustakaan. Siswa dari sekolah-sekolah tersebut dijemput kemudian dibawa ke Perpustakaan Daerah untuk diberi?"story telling".

"Setelah itu anak-anak kami bawa ke sumber pustaka, entah itu Candi Prambanan, museum, Perpustakaan DIY, atau mana saja. Setelah itu kami minta anak-anak untuk menulis," katanya.

Disamping itu, kata dia, pihaknya telah menyediakan perpustakaan keliling dengan menggunakan 5 armada milik Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sleman. Kelima armada tersebut selalu keliling setiap hari di lima sampai tujuh lokasi.

"Masih ada banyak lagi yang kami upayakan, seperti sosialisasi kepada kepala sekolah, sosialisasi kepada kepala desa, bimtek pengelolaan perpustakaan, bimtek story telling, dan masih banyak lagi," katanya.

Ia mengatakan, upaya yang telah dilakukan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sleman tersebut menunjukkan hasil yang positif. Pada 2017, realisasi presentase minat baca di Kabupaten Sleman menunjukkan angka sebesar 57,47 persen. Sedangkan targetnya adalah sebesar 57,22 persen.

"Artinya peningkatan minat baca di Kabupaten Sleman telah mencapai target yang telah ditetakan. Itu pendekatannya dari pengunjungan perpustakaan dibanding dengan populasi yang dilayani," katanya.



(U.V001)
Pewarta :
Editor: Luqman Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2024