Bantul (Antaranews Jogja) - Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai melakukan kajian untuk rencana penataan kawasan Gumuk Pasir wilayah Pantai Parangkusumo dan Parangtritis agar keberadaannya tetap lestari.
"Penataan harus secara lengkap karena gumuk pasir `barchan` (gundukan terbentuk secara alami) harus dilestarikan, kami sedang melakukan kajian dengan adanya pohon-pohon yang banyak di gumuk pasir itu," kata pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru di Bantul, Rabu.
Menurut dia, kajian perlu dilakukan karena adanya pohon-pohon di kawasan gumuk pasir itu dapat menghambat pergerakan angin di kawasan pantai selatan sehingga angin tidak leluasa dan memberi kesan bahwa gumuk pasir "mati".
"Saya komunikasi dengan beberapa pihak, baik itu yang nanti harapannya ahli dari UGM atau UPN. Kami minta bantu terkait dengan bagaimana pergerakan gumuk pasir itu biar hidup lagi karena sekarang banyak pohon yang relatif menghambat laju angin," katanya.
Selain itu, kata dia, dengan adanya beberapa fasilitas yang ada di kawasan gumuk pasir, seperti gazebo dan "spot" wisata, agar nantinya dalam pengembangan tidak merusak kelestarian gumuk pasir yang hanya ada satu di Asia Tenggara itu.
"Mereka gunakan selama dalam tanda kutip tidak merusak untuk mendapat penghasilan itu silakan saja, tetapi pada saatnya saya berpesan terkait dengan konsep yang ada bahwa `barchan` harus dilestarikan sesuai dengan keberadaan aslinya," katanya.
Akan tetapi, kata dia, dalam rangka pemanfaatanya tidak boleh sekadar didiamkan saja karena itu sebuah magnet dan potensi bahwa gumuk pasir barchan itu mengalir beberapa kegiatan yang bisa memberikan tambahan lapangan kerja bagi masyarakat.
Kwintarto menjelaskan bahwa kajian kawasan Gumuk Pasir secara akademis dengan ahli untuk penataan lebih jauh baru akan dilakukan. Akan tetapi, dari sisi diskusi dan pengamatan di lapangan sudah dilakukan, termasuk melakukan inventarisasi apa yang ada di gumuk pasir.
"Kajian dalam diskusi nonformal, saya sudah berbicara dengan beberapa pihak terkait dengan bagaimana pohon-pohon itu, termasuk kepantasan dan kemanfaatan. Jadi, kalau dialog dalam bentuk analisis menuju kajian sudah kami lakukan, tetapi yang fisik belum," katanya.
Ia mengatakan bahwa kajian mengenai penataan dan pengembangan gumuk pasir pantai selatan diupayakan dilakukan pada tahun 2018. Akan tetapi, pihaknya belum bisa memastikan apakah dapat selesai tahun ini. Pasalnya, selain butuh waktu, juga melihat kondisi lapangan.
"Pada tahun ini, kami akan merintis dengan beberapa lembaga kompeten, tidak hanya dalam rangka kajian keberadaan gumuk pasir, tetapi juga akan melakukan kajian desain. Desain yang tidak merusak tetapi menambah daya tarik," katanya.
(T.KR-HRI)
Berita Lainnya
Pemanfaatan pasir laut di tujuh lokasi guna kebutuhan lokal
Selasa, 19 Maret 2024 11:30 Wib
Aliran lahar dingin Gunung Semeru jebak empat truk pasir
Senin, 4 Maret 2024 5:09 Wib
Elektrifikasi pertanian dorong petani Bantul tanam sayuran
Selasa, 20 Februari 2024 9:14 Wib
BPBD DIY ingatkan masyarakat jangan menambang pasir di daerah bahaya Merapi
Kamis, 25 Januari 2024 12:45 Wib
Sleman menyiapkan dua ton gula pasir per kecamatan untuk pasar murah
Rabu, 1 November 2023 22:01 Wib
Disperindag Sleman stabilkan harga gula pasir
Selasa, 31 Oktober 2023 19:21 Wib
Lahan pasir Kulon Progo ubah petani jadi jutawan
Sabtu, 28 Oktober 2023 16:12 Wib
Humas Polres Kulon Progo menanam bibit mangrove di Pasir Kadilangu
Jumat, 13 Oktober 2023 16:35 Wib