Jakarta (Antaranews Jogja) - Wakil Presiden Jusuf Kalla memperingatkan Eropa agar tidak mendiskriminasi komoditas ekspor dari Indonesia, khususnya minyak kelapa sawit mentah yang produk turunannya mulai dilarang di negara-negara Uni Eropa.
"Jangan memperlakukan diskriminatif karena kita juga bisa mengambil kebijakan yang sama. Kita peringatkan kepada Eropa bahwa kita membeli banyak, kita termasuk pembeli terbesar mereka. Airbus contohnya, (dibeli) oleh Garuda, Lion Air dan lain-lain," kata Jusuf Kalla (JK) kepada wartawan di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Rabu.
Wapres mengatakan bahwa Indonesia bisa saja menghentikan impor dari negara-negara di Uni Eropa apabila minyak kelapa sawit mentah tetap dilarang masuk.
Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia terus melancarkan negosiasi agar kerja sama perdagangan dengan negara-negara Uni Eropa tetap berjalan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masing-masing.
"Ya kita negosiasi karena kita ada pertemuan antara Indonesia dengan Uni Eropa, perjanjian 'free trade'," tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan pihaknya akan membentuk tim perunding untuk negosiasi perdagangan, khususnya terkait kebijakan impor minyak kelapa sawit mentah di Eropa.
Pemerintah Indonesia akan turut serta mengajak Malaysia untuk melakukan perundingan karena negeri jiran tersebut juga termasuk produsen kelapa sawit terbesar selain Indonesia.
"Saya laporkan kepada Pak Wapres bahwa kalau Eropa masih bersikeras, saya minta ijin sebagai tim perunding. Dan Indonesia harus bersama dengan Malaysia untuk itu, sebagai dua negara produsen terbesar di dunia," kata Enggar.
Untuk mengajak Malaysia dalam perundingan dengan Eropa, Wapres Jusuf Kalla mengutus Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Rusdi Kirana untuk berbicara dengan pihak Pemerintah Malaysia.
Selain itu, Rusdi Kirana selaku CEO perusahaan penerbangan Lion Air Group juga dinilai memiliki peran untuk meningkatkan posisi tawar Indonesia dalam mengimpor pesawat terbang buatan Eropa.
"Pak Dubes (Rusdi) juga diminta untuk menjembatani atau bicara dengan Malaysia, karena mereka kan demisioner dalam satu bulan ini, menunggu pemilu yang akan datang," tambah Enggar.
Parlemen Uni Eropa berencana untuk melarang penggunaan minyak kelapa sawit mentah di negara-negara anggotanya karena dianggap tidak ramah terhadap lingkungan.
Hal tersebut mengancam kegiatan ekspor CPO dari Indonesia ke negara-negara Eropa, karena kelapa sawit dan produk turunannya tidak dapat diekspor.
Parlemen Uni Eropa mengklaim akan memberlakukan bebas kelapa sawit secara keseluruhan pada 2021, dengan disepakatinya rancangan undang-undang energi terbarukan tersebut.
Berita Lainnya
PMI bantu kebutuhan pengungsi korban banjir Demak, Jateng
Rabu, 20 Maret 2024 14:39 Wib
Muhammadiyah "launching" buku "Jalan Baru Moderasi Beragama"
Selasa, 5 Maret 2024 6:30 Wib
JK tak etis wakili Golkar bertemu Megawati, beber politisi Golkar
Jumat, 1 Maret 2024 3:18 Wib
Hak angket hilangkan kecurigaan kecurangan pemilu, kata JK
Sabtu, 24 Februari 2024 18:42 Wib
Jika menang, Cak Imin siap "slepet" kondisi Indonesia
Rabu, 10 Januari 2024 15:43 Wib
JK dukung pasangan Anies-Muhaimin
Rabu, 20 Desember 2023 10:22 Wib
Pemilu 2024 jadi rekonsiliasi bangsa, pinta Ganjar
Senin, 20 November 2023 0:54 Wib
JK: Saya akan pilih pemimpin mencintai masjid
Rabu, 15 November 2023 15:40 Wib