Disdikpora pastikan siswa inklusi bisa ikut UN

id inklusi

Disdikpora pastikan siswa inklusi bisa ikut UN

Ilustrasi siswa inklusi (Foto Antara)

Bantul (Antaranews Jogja) - Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta memastikan para siswa inklusi atau anak berkebutuhan khusus setingkat sekolah menengah pertama bisa mengikuti Ujian Nasional tahun 2018.

"Ada, karena beberapa SMP kita itu memang sudah menerima anak-anak yang inklusi, termasuk SMP di Desa Selopamioro itu ada ABK (anak berkebutuhan khusus)," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bantul Didik Warsito di Bantul, Kamis.

Dengan demikian, kata dia, Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Tahun 2018 tingkat SMP sederajat di Bantul pada 23 April nanti selain diikuti siswa pada umumnya juga diikuti siswa inklusi yang terdapat di beberapa sekolah.

Ia mengatakan, pihak sekolah yang membuka kelas inklusi dan menerima ABK itu tentu sudah mencarikan jalan keluar bagi siswa tersebut terkait dengan teknis dan bagaimana melaksanakan ujian yang disesuaikan dengan kondisi keterbatasan siswa.

"Kalau yang biasanya `slow leaner` (lambat belajar) masih bisa ikuti, akan tetapi kalau yang sudah tidak bisa mengikuti nanti kita carikan jalan keluarnya bagaimana, karena ada sekolah yang inklusi, sehingga harus dicarikan jalan keluar," katanya.

Ketika ditanya apakah ada penanganan khusus terhadap siswa inklusi saat pelaksanaan ujian, kata dia, sudah dipersiapkan pihak sekolah, bahkan sekolah sudah melakukan sebuah identifikasi masalah dan bagaimanan penanganan khusus itu.

"Kemudian sekolah sudah merencanakan apakah nanti diikutkan UNBK atau tidak, kalau tidak nanti diikutkan misalnya ujian kesetaraan atau apa. Saya kira nanti dicarikan jalan keluar, karena kalau dipaksa mengikuti ujian seperti biasa ya susah," katanya.

Sementara itu, terkait dengan kesiapan SMP menghadapi UNBK 2018, pihaknya memastikan semua SMP yang berjumlah sekitar 80 sekolah baik SMP negeri dan swasta, siap menyelenggarakan UNBK karena ketersediaan sarana komputer memadai.

Menurut dia, berdasarkan hasil koordinasi terakhir dengan para kepala sekolah SMP, mayoritas siap melaksanakan UNBK meskipun nantinya disiasati secara bergantian, seperti dengan dua shift atau tiga shift tiap hari.

"Rata-rata sudah dikomunikasikan ketersediaan komputer di sekolah dan kalau masih ada kekurangan dikomunikasikan dengan orang tua siswa, dan kapasitas kemampuan untuk mengakses internet di sekolah sudah mampu," katanya.
 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024