Masyarakat Yogyakarta kurang menyukai Konsumsi sayur dan buah

id konsumsi buah yogya rendah,rendah buah dan sayur

Masyarakat Yogyakarta kurang menyukai Konsumsi sayur dan buah

ilustrasi (Foto Antara)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Masyarakat di Kota Yogyakarta kurang menyukai mengonsumsi sayuran dan buah dibandingkan karbohidrat dan protein sehingga minat mereka perlu ditingkatkan.  .

"Ada beberapa faktor yang memengaruhi tingkat konsumsi sayur dan buah rendah. Mungkin saja banyak masyarakat yang kurang suka padahal mereka paham tubuh membutuhkan konsumsi makanan dengan gizi seimbang," kata Kepala Seksi Konsumsi Kewaspadaan Pangan dan Penyuluhan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Sri Panggarti di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, kebutuhan sayur setiap hari rata-rata mencapai sekitar 400 gram per orang dan untuk buah mencapai sekitar 150 gram per hari. Namun, standar pemenuhan gizi seimbang untuk sayur dan buah belum tercukupi.

"Misalnya saja saat membeli makanan di warung. Sebenarnya, kebutuhan karbohidrat dan protein terpenuhi, namun untuk sayur sangat kurang karena biasanya hanya diberikan lalapan berupa sepotong ketimun dan sedikit sayur lain," katanya.

Oleh karena itu, lanjut dia, Dinas Pertanian dan Pangan akan terus melakukan sosialisasi mengenai pemenuhan gizi seimbang ke wilayah melalui kelurahan. "Yang penting, masyarakat harus selalu diingatkan untuk memenuhi gizi seimbang," katanya.

Selain itu, upaya untuk menyosialisasikan pemenuhan gizi seimbang dilakukan melalui lomba di wilayah dengan diversifikasi bahan makanan pengganti nasi, seperti dari singkong, ubi atau kentang dan jagung.

"Diversifikasi bahan makanan ini juga penting untuk pemenuhan gizi seimbang. Harapannya, warga di wilayah juga bisa memanfaatkan lahan pekarangan di rumah mereka untuk bercocok tanam sayur dan buah," katanya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, olahan makanan yang beragam akan mendukung pemenuhan gizi seimbang untuk keluarga sekaligus mendukung perkembangan Yogyakarta sebagai kota tujuan wisata.

"Kuliner yang beragam juga menjadi daya tarik bagi wisatawan. Saat ada makanan yang enak, walaupun tempatnya jauh atau sulit dijangkau akan tetap didatangi wisatawan," katanya.

Sedangkan untuk pemenuhan gizi seimbang, Heroe mengatakan sudah berusaha menerapkan pola makanan yang sehat dengan memperbanyak konsumsi sayur dan buah.

"Bahkan, makanan yang disajikan saat rapat dinas pun harus memenuhi syarat kesehatan. Misalnya mengurangi makanan yang digoreng dan harus ada buah dan sayur," katanya yang mengaku sudah mulai membatasi konsumsi nasi.
Pewarta :
Editor: Agus Priyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024