Pembelajaran perlu dibenahi sebelum menerapkan "HOTS"

id unbk

Pembelajaran perlu dibenahi sebelum menerapkan "HOTS"

Ilustrasi (Foto Antara)

Jakarta (Antaranews Jogja) - Pemerhati pendidikan dari Universitas Paramadina Mohammad Abduhzen mengatakan konsep dan praktik pembelajaran perlu dibenahi dulu sebelum menerapkan soal ujian dengan daya nalar tinggi atau "High Order Thinking Skills" (HOTS).

        "Konsep dan praktik pembelajaran harus dibenahi, seperti apa yang diinginkan. Dibahas atau dikaji dulu baru dirumuskan, dibuat kebijakan, baru kemudian melakukan sosialisasi," ujar Abduh di Jakarta, Jumat.

        Abduh menambahkan soal dengan daya nalar tinggi tersebut sedianya bukan mata pelajaran dan juga bukan soal ujian.

        "HOTS itu bukan mata pelajaran dan juga bukan soal ujian saja. HOTS adalah tujuan akhir yang dicapai melalui pendekatan, proses, dan metode pembelajaran."

   Dia menjelaskan kekeliruan memahami persoalan HOTS akan berdampak pada kesalahan model pembelajaran yang makin tak efektif dan tak produktif.

        "Misalnya dengan maksud pembelajaran yang menyasar HOTS, lalu soal dibuat susah. Kesukaran yang dikeluhkan murid kemungkinan muncul dari kekeliruan seperti itu, atau tidak sesuai antara pemahaman pembuat soal terhadap konten kurikulum dan silabus pembelajaran," jelas Abduh.

         Mulai tahun ini, Kemdikbud memberlakukan soal yang membutuhkan daya nalar tingkat tinggi. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas dari UN tersebut dengan memasukkan soal HOTS tersebut.

        Soal seperti itu nantinya akan menjadi standar pelaksanaan UN hingga 2025. Sehingga mendeteksi kemampuan siswa.  
   "Untuk tahun ini, baru 10 persen dari jumlah soal untuk yang memerlukan daya nalar tinggi," ujar Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Kemdikbud, Muhammad Abduh.

        Pemberlakuan soal dengan daya nalar tinggi tersebut, menuai protes dari peserta UN tingkat SMA. Mereka beramai-ramai menyerbu akun Instagram Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy (@muhadjir_effendy) dan juga akun instagram @pustekkom_kemdikbud untuk melayangkan protes. 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024