Warga Gunung Kidul makmur kelola bank sampah

id bank sampah

Warga Gunung Kidul makmur kelola bank sampah

Ilustrasi, Bank sampah . (FOTO ANTARA)

Gunung Kidul (Antaranews Jogja) - Warga Dusun Selang IV, Desa Selang, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendirikan bank sampah untuk menambah pendapatan keluarga, menjaga lingkungan tetap sehat, dan bersih.

Salah seorang penggagas bank sampah Dusun Selang IV, Sulamini, di Gunung Kidul, Kamis, mengatakan pada 2012 dirinya merasa prihatin dengan banyak sampah yang tidak didaur ulang, kemudian dirinya mendapat dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat menciptakan bank sampah.

"Setiap warga yang memiliki sampah agar dikumpulkan di rumahnya untuk diubah menjadi bank sampah. Awalnya memang sulit mengajak warga, namun semakin hari sudah mereka sadar datangi, sekarang dua kali dalam sebulan menyetor," katanya.

Ia mengatakan saat ini sedikitnya ada 40 nasabah bank sampah yang aktif menyetorkan sampah. Kemudian, dirinya menyulap limbah tak berharga itu menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis. "Untuk yang aktif ikut mengelola daur ulang tidak begitu banyak," katanya.

Sulamini mengatakan sampah yang disetorkan diubah menjadi berbagai macam kerajinan yang mempunyai nilai ekonomis, seperti bros, vas bunga, tempat sampah, dompet, dan berbagai produk kerajinan lainnya. "Harganya mulai Rp2.000 hingga Rp100.000 tergantung kerumitannya," kata dia.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunung Kidul Agus Priyanto mengatakan saat ini pihaknya berupaya mengedukasi masyarakat terkait pengelolaan sampah. Masyarakat perlu diberi edukasi agar sampah diolah mandiri, sehingga sampah bisa bernilai ekonomi, seperti sampah organik bisa diolah menjadi kompos dan pemanfaatan limbah plastik.

"Kami terus mendorong masyarakat membentuk komunitas kecil, sehingga saat dibuang ke TPA merupakan paling akhir setelah sampah bisa dikelola mandiri," katanya.

Ia mengatakan upaya ini untuk mengurangi volume sampah di TPAS Wukirsari, Baleharjo, yang saat ini terus meningkat.

Ia mengambil contoh data pada Januari 2016 volume sampah di daerah ini mencapai 3.162 meter kubik, pada Januari 2017  menjadi 3.654 meter kubik, dan Januari 2018 sebanyak 3.477 meter kubik. TPAS Wukirsari akan menambah peralatan seperti timbangan dan alat lainnya agar bisa memantau volume sampah.

"Kami berupaya sebanyak 144 desa memiliki bank sampah. Ini yang akan kita coba sehingga masyarakat mampu mengelola mandiri sebelum dibuang ke TPAS," kata dia.