Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise meminta perempuan Indonesia memanfaatkan kehadiran Revolusi Industri 4.0 agar bisa memosisikan dirinya pada dunia kerja pada era tersebut.
"Hadirnya Revolusi Industri 4.0 seharusnya dapat dimanfaatkan dan dikelola dengan baik oleh kaum perempuan karena memiliki prospek yang menjanjikan bagi posisi perempuan sebagai bagian dari peradaban dunia," kata Menteri Yohana di Yogyakarta, Senin.
Meskipun, kata Menteri dalam Seminar Nasional `Peran Perempuan dalam Mendidik Generasi Era Revolusi Industri 4.0` di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), ada sejumlah tantangan dalam menarik tenaga kerja profesional perempuan untuk bekerja di dunia industri.
Revolusi Industri 4.0 merupakan era yang diwarnai kecerdasan buatan, era super komputer, rekayasa genetika, inovasi, dan perubahan cepat yang berdampak terhadap ekonomi, industri, pemerintahan, dan politik.
Gejala ini diantaranya ditandai dengan banyaknya sumber informasi melalui kanal media sosial, seperti youtube, instagram dan sebagainya.
Menteri menjelaskan, seorang perempuan berkualitas harus mampu menempatkan dirinya dalam peran yang sangat penting, baik sebagai seorang ibu dalam mendidik generasi masa depan, maupun berperan di ranah publik termasuk di Era Revolusi Industri 4.0.
"Namun data terakhir per Februari 2017 dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa hanya terdapat 30 persen pekerja perempuan di bidang industri sains, teknologi, engineering, dan matematik," kata Menteri.
Menteri mengatakan, studi dari UNESCO pada 2015 rendahnya tingkat partisipasi pekerja perempuan di bidang industri terutama disebabkan oleh persepsi lingkungan kerja di industri merupakan domain pekerja laki-laki, yang melibatkan pekerjaan fisik dan tidak menarik bagi pekerja perempuan.
"Selain itu, masih banyak lulusan perempuan yang memperoleh gelar terkait industri sains, teknologi, engineering, dan matematik memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk mengejar karier di industri dibandingkan laki-laki," katanya.
Oleh sebab itu, menurut Menteri, dibutuhkan peran perguruan tinggi dalam menggali potensi kaum perempuan agar menjadi lulusan yang kuat dan mampu menghadapi persaingan di era Revolusi Industri 4.0 sekarang ini.
Menteri Yohana mengatakan, selain berperan di ranah publik, perempuan juga harus bisa menjadi pendidik yang dapat mengajar dan membina anak-anak sebagai generasi penerus, dan menjadi seorang ibu di Era Revolusi Industri 4.0 memiliki tantangan tersendiri.
Oleh sebab itu, Menteri mengharapkan sebagai seorang ibu perlu membuka diri atau `open mind` dan mau terus belajar mengikuti perubahan jaman yang tentunya diikuti dengan perubahan perilaku, karakter dan sikap anak-anak yang hidup di era ini.
"Saya berharap kaum perempuan sebagai pendidik generasi penerus mampu menerapkan nilai-nilai agama, kebaikan, dan moral dengan cara yang berbeda dengan jaman kita dahulu," katanya.
Menteri menambahkan, diperlukan suatu pendekatan dalam mendidik dan menjaga anak-anak agar menjadi generasi yang mampu bersaing di era global, beretika dan membanggakan baik bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Baca juga: Pelaku kejahatan seksual anak bisa dikebiri
Berita Lainnya
Sang Perempuan dari Timur pendobrak sejarah Indonesia
Sabtu, 19 Oktober 2019 11:00 Wib
Orang tua diminta awasi anak bermain gawai
Selasa, 23 Juli 2019 11:46 Wib
Menteri Yohana: perempuan siapkan diri hadapi perubahan industri
Jumat, 9 November 2018 18:00 Wib
Menteri Yohana kawal kasus perkosaan mahasiswi UGM
Jumat, 9 November 2018 13:30 Wib
Menteri PPPA: Sidang Umum ICW memajukan perempuan
Kamis, 13 September 2018 22:44 Wib
Perhatian pada lansia indikator negara maju
Jumat, 24 Agustus 2018 0:27 Wib
Menteri: jangan ada lagi kekerasan terhadap anak
Selasa, 24 Juli 2018 0:17 Wib
Anak-anak diminta tidak bergantung pada gawai
Senin, 23 Juli 2018 0:37 Wib