Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengatakan pelaku kejahatan seksual terhadap anak-anak bisa dijatuhi hukuman kebiri karena mekanisme pengebirian itu telah diundangkan.
"UU yang mengatur hukuman kebiri sudah ada, yaitu UU 17 Tahun 2016, dan PP (Peraturan Pemerintah)-nya baru saja keluar, jadi mekanisme untuk melakukan kebiri sudah keluar sehingga para penegak hukum bisa menggunakan UU ini," kata Menteri Yohana usai seminar nasional di Yogyakarta, Senin.
Menurut Menteri, jika melihat kasus-kasus yang terjadi di beberapa daerah, UU tersebut mulai digunakan, yang mana pelaku utama bisa dikenai hukuman mati atau hukuman seumur hidup.
"Kalau kebiri belum, namun setelah menjalankan hukuman pokoknya apakah itu selana 15 tahun atau 20 tahun, sebelum keluar (bebas), pelaku baru bisa dikebiri," kata Menteri Yohana.
Menteri menambahkan, kebiri dilakukan setelah menjalani hukuman pokok.
Menurut Yohana, PP yang khusus mengatur mekanisme kebiri yang diterbitkan belum lama ini tidak mudah karena antar-kementerian terkait ada yang menyetujui dan ada yang tidak, namun akhirnya disepakati.
Meski begitu, kata Menteri, hukuman kebiri bagi pelaku kejahatan seksual terhadap anak untuk memberikan efek jera juga tergantung pada penegak hukum, apakah akan menjatuhkan hukuman tersebut selain menjatuhkan penjara.
"Banyak yang sudah meminta saya untuk melakukan hukuman kebiri bagi pelaku kejahatan seksual yang mencabuli anak-anak, bahkan ada ratusan pihak yang menulis surat ke saya kalau bisa itu dikebiri saja," katanya.
Dengan demikian, kata Menteri, pelaku kejahatan seksual yang baru mejalani hukuman, bisa dilakukan kebiri sebelum keluar, meskipun dalam vonis awal penegak hukum tidak menyertakan hukuman tersebut.
"Jadi nanti kami lihat, karena harus menjalani hukuman pokok dulu, tidak langsung dikebiri. Bisa saja itu (dikebiri) kalau sampai ada desakan ke kami agar dikebiri, bisa saja dipertimbangkan oleh penegak hukum," katanya.
Menteri Yohana juga mengatakan, kementeriannya menerima ratusan laporan dan surat dari seluruh Indonesia yang meminta pelaku cepat dikebiri. "Namun itu (kebiri) nanti, dan mereka pikir langsung dikebiri," katanya.
Baca juga: Menteri Yohana minta perempuan manfaatkan revolusi industri
Berita Lainnya
Anak di Indonesia perlu diedukasi seksual di era digital
Minggu, 21 April 2024 18:35 Wib
Rektor UNU Gorontalo: Saya tak melakukan kekerasan seksual
Minggu, 21 April 2024 10:54 Wib
Buntut kekerasan seksual, Ketua DPD PSI Jakarta Barat mengundurkan diri
Rabu, 27 Maret 2024 15:53 Wib
Waspada, hubungan seks di luar nikah di Indonesia melonjak
Rabu, 13 Maret 2024 7:24 Wib
401.975 kasus kekerasan perempuan terjadi di Indonesia
Jumat, 8 Maret 2024 6:49 Wib
Dicecar 32 pertanyaan, rektor nonaktif Universitas Pancasila pelaku pelecehan seksual
Selasa, 5 Maret 2024 14:47 Wib
Rektor nonaktif UP pelaku pelecehan seksual hari ini hadiri panggilan polisi
Selasa, 5 Maret 2024 9:35 Wib
Rektor nonaktif Universias Pancasila bantah lakukan pelecehan seksual
Kamis, 29 Februari 2024 12:49 Wib