BPBD DIY tingkatkan jumlah sekolah siaga bencana

id bencana

BPBD DIY tingkatkan jumlah sekolah siaga bencana

ILustrasi. Suasana Gladi Lapang dan Pengukuhan Sekolah Siaga Bencana (Foto dok Humas Sleman)

Gunung Kidul (Antaranews Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta terus berupaya meningkatkan jumlah Sekolah Siaga Bencana karena ada 2.906 dari 5.297 sekolah rawan terjadi bencana.

Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana di Gunung Kidul, Selasa mengatakan, saat ini di DIY berdiri 71 SSB di mana enam di antaranya di Kabupaten Gunung Kidul.

"Jumlah ini disebutnya akan terus digenjot mengingat pembentukan masih terhitung minim jika dibandingkan dengan jumlah sekolah yang berdiri di lokasi rawan bencana. Setiap tahunnya, pihaknya menargetkan bisa membentuk puluhan SSB," kata Birawa.

Ia mengatakan di SSB nantinya para siswa akan diberikan edukasi tentang kebencanaan. Materi kebencanaan bahkan akan diberikan secara formal ketika jam pelajaran sehingga nantinya bisa semakin memberikan pengetahuan kepada para siswa mengenai kebencanaan hingga mengantisipasi maupun bertindak ketika terjadi bencana.

Dengan adanya pengetahuan semacam ini, para pelajar diharapkan bisa mengaplikasikannya tak hanya di lingkungan sekolah semata, akan tetapi juga di lingkungannya manakala terjadi bencana.

"Pada intinya adalah memberikan pemahaman kepada anak serta warga sekolah untuk tanggap, sigap dan tangguh dalam menanggapi bencana," tegas dia.

Selain itu, SSB juga mencakup assesement terhadap kesiapan infrastruktur gedung sekolah yang memenuhi standar resiko bencana, ketersedian jalur evakuasi yang layak, dan lain sebagainya. Bahkan jangka panjangnya, BPBD akan mengeser paradigma masyarakat yang semula hanya menyoroti evakuasi kebencanaan menjadi kesiapsiagaan kebencanaan.

Sementara Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya yang dibacakan wakil Gubernur Paku Alam X mengatakan, jika wilayah DIY memiliki potensi bencana, sehingga masyarakat harus membiasakan diri hidup dan mengantisipasi bencana. Dengan persiapan yang matang semacam ini, jumlah korban akan bisa ditekan seminimal mungkin manakala terjadi bencana.

Mitigasi bencana harus menjadi bagian kearifan lokal masyarakat terutama wilayah yang berpotensi bencana.

"Dengan pembentukan SSB ini harapannya para siswa bisa diajarkan penanggulangan bencana sejak dini," katanya.