BPBD Bantul simulasikan tsunami di pantai selatan

id Simulasi tsunami pantai selatan,BPBD Bantul

BPBD Bantul simulasikan tsunami di pantai selatan

Ilustrasi Penanganan bencana di pesisir pantai selatan, dok

Bantul (Antaranews Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mensimulasikan gempa bumi yang berpotensi tsunami di wilayah pantai selatan guna melatih kesiapsiagaan masyarakat pesisir tersebut.

"Kegiatan ini merupakan rangkaian dalam rangka hari kesiapsiagaan bencana yang puncaknya dilaksanakan pada 26 April 2018 serentak di seluruh Indonesia," kata Kepala Pelaksana BPBD Bantul Dwi Daryanto disela kegiatan di pantai selatan Bantul, Kamis.

Menurut dia, simulasi tsunami di pantai selatan itu dikemas dalam dalam kegiatan `tsunami run`, yaitu kegiatan penyelamatan diri berupa masyarakat pantai selatan yang berlari menuju Tempat Evakuasi Sementara (TES) Pantai Kuwaru.

Ia mengatakan, dalam simulasi tersebut melibatkan sekitar 1.000 sampai 2.000 warga pantai selatan Bantul, mereka berlarian dari beberapa arah dan kemudian berkumpul di bangunan TES yang memiliki tiga lantai.

"Kita kemas dalam `tsunami run`, harapan kita nanti masyarakat itu paham apa yang harus mereka lakukan manakala terjadi gempa berpotensi tsunami, sehingga masyarakat mengarah ke jalur evakuasi menuju tempat evakuasi ini," katanya.

Dwi mengatakan, simulasi tsunami dalam rangka hari kesiapsiagaan bencana nasional ini juga sekaligus meresmikan pemanfaatan TES Pantai Kuwaru yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada 2016.

"Ini salah satu tujuannya untuk mengedukasi masyarakat supaya terbiasa bahwa tempat ini difungsikan untuk jalur evakuasi sementara, untuk pemnyelamatan dini manakala nanti terjadi tsunami di wilayah pantai Bantul," katanya.

Ia menjelaskan, dipilihnya simulasi tsunami ini karena memang wilayah pantai selatan berpotensi terjadi bencana itu manakala ada gempa bumi besar, meski diakui prediksi kapan waktunya gempa tersebut sampai saat ini belum bisa diprediksi.

"Gempa waktunya kapan belum bisa diprediksi, namun demikian sudah menjadi kewajiban kami kepada seluruh warga Bantul untuk tetap meningkatkan kewasapdaan dan kesiapsiagaan sehingga sewaktu-waktu terjadi kita sudah siap menghadapi segala ancaman," katanya.

Ia juga mengatakan, selain gempa yang berpotensi tsunami, di wilayah Bantul juga berpotensi terjadi bencana alam lainnya seperti tanah longsor, banjir, angin kencang, pohon tumbang dan kebakaran, sehingga ini salah satu bentuk latihan kesiapsiagaan.

"Dari 12 bencana secara nasional itu 10 ada di Bantul, sehingga ini yang perlu kita waspadai, dan kita selalu memberikan edukasi kepada masyarakat kita apakah nanti ada atau tidak yang penting masyarakat sudah siap," katanya.