Mendikbud diminta melakukan evaluasi pelaksanaan UNBK

id unbk

Mendikbud diminta melakukan evaluasi pelaksanaan UNBK

Ilustrasi pelaksanaan UNBK SMA (Foto Antara)

Jakarta (Antaranews Jogja) - Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia Fahriza Marta Tanjung meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

        "FSGI meminta Mendikbud melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan UNBK, baik secara personal, kelembagaan, teknologi sampai dengan konten yang diujikan. Agar peristiwa yang sama tidak terulang lagi untuk tahun-tahun berikutnya," ujar Fahriza di Jakarta, Kamis.

        FSGI mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Kemdikbud terkait pelaksanaan UNBK, karena dengan pelaksanaan UNBK kecurangan pada pelaksanaan UN sudah bisa diminimalkan.

        Namun dia menilai penerapan yang terkesan dipaksakan, instan dan terburu-buru, termasuk penerapan soal berbasis "High Order Thinking Skills" (HOTS) dan berstandar internasional, akan memberikan dampak negatif yang lebih luas terhadap jutaan siswa generasi penerus bangsa, karena lain yang diajarkan lain pula yang diujikan.

        "Pada titik ini pula FSGI bertanya, bagaimanakah sebenarnya Kemdikbud menganalisis dan memformulasi kebijakannya karena bukan sekali ini saja kebijakan Kemdikbud blunder. Kita masih ingat bagaimana penerapan K-13 yang terkesan dipaksakan dan ditinjau kembali hanya dalam hitungan bulan. Bahkan kebijakan Kemdikbud terkait Lima Hari Sekolah dianulir oleh Presiden. Padahal Kemdikbud memiliki Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang). Sudah bukan zamannya lagi memformulasi kebijakan sambil berjalan," jelas Tanjung.

        Selain itu, dia juga mempertanyakan soal UNBK pada tahun ini tidak sesuai dengan apa yang diperoleh siswa di sekolah.

        "Berdasarkan analisis kami dan laporan dari guru-guru daerah telah terjadi pemahaman yang salah pembuat soal terhadap konsep HOTS itu sendiri. Soal Matematika yang diujikan untuk siswa SMP sebenarnya bukan lagi aplikasi HOTS tetapi sudah menjadi soal dengan tingkat Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang lebih dalam dibandingkan KI dan KD yang ada pada mata pelajaran Matematika tingkat SMP. Lebih sesuai jika soal Matematika ini diujikan untuk siswa SMA," ujar Satriawan Halim yang juga Wasekjen FSGI.

        Memang KI dan KD antara SMP dan SMA beririsan, kata dia, tetapi pada tingkatan SMA lebih dalam dibandingkan SMP.

        Satriawan juga menambahkan soal berbasis HOTS tidak harus sulit dan soal yang sulit itu belum tentu HOTS.

        Tak hanya soal UN Matematika yang dikeluhkan siswa tetapi juga Bahasa Inggris yang soalnya terlalu panjang uraiannya. Dengan jumlah soal 40 buah dan waktu 120 menit, jika dirata-ratakan ada waktu tiga menit untuk satu soalnya. Waktu yang tersedia, dinilai sedikit untuk menyelesaikannya.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024