Sleman, 27/4 (Antara) - Masyarakat lereng Gunung Merapi di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, tumpah ruah memenuhi lapangan Kantor Kecamatan Cangkringan mengikuti prosesi upacara Boyong Songsong Kapanewon Cangkringan, Jumat sore.
Acara tersebut diadakan dalam rangka memperingati peristiwa yang terjadi delapan tahun silam, yakni pada saat bencana erupsi Gunung Merapi. Ketika itu Kantor Kecamatan Cangkringan hancur karena terkena dampak erupsi merapi.
Kemudian dibangunlah kantor yang baru di tempat yang baru pula. Sejak saat itu masyarakat Cangkringan selalu memperingati peristiwa tersebut dengan acara "Boyong Songsong Kapenewon".
Bupati Sleman Sri Purnomo yang hadir pada acara tersebut turut mengapresiasi acara tersebut dan berharap acara tersebut dapat menumbuhkan keguyub-rukunan di tengah masyarakat.
"Kegiatan tersebut dapat menjadi peringatan dan kewaspadaan bagi masyarakat terkait bahaya bencana erupsi Merapi. Kalau kita tidak selalu hati-hati, nanti waktu erupsi bisa terjadi masalah yang lebih besar," katanya.
Sri Purnomo menuturkan bahwa acara Boyong Songsong Kapanewon Cangkringan ini juga turut serta dalam melestarikan budaya Jawa.
"Acara tersebut merupakan cerminan dari wujud kepedulian masyarakat Cangkringan dalam melestarikan budaya Jawa. Dengan nguri-uri budaya Jawa maka kita tidak mudah dimasuki oleh budaya asing," katanya.
Prosesi upacara "Boyong Songsong Kapanewon" tersebut diawali dengan kirab dari berbagai bregodo antara lain bregodo perangkat desa, bregodo sekolah, dari halaman kecamatan Cangkringan menuju lapangan yang berada di depan Kecamatan Cangkringan.
Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan upacara "Boyong Songsong" tersebut sebagai sarana memetri dan nguri-uri dan melestarikan budaya sekaligus sebagai sarana hiburan bagi masyarakat Kecamatan Cangkringan dan sekitarnya.
Rangkaian kegiatan `Boyong Songsong` tersebut juga dilakukan berbagai kegiatan dan lomba yang berkaitan dengan seni dan budaya Jawa, hal tersebut menunjukkan bahwa aparat kecamatan Cangkringan sangat peduli dengan kebudayaan jawa yang adiluhung.
Ia mengatakan, pelestarian budaya Jawa menunjukkan bahwa kebudayaan Jawa? lebih adiluhung dibanding dengan budaya mancanegara.
"Karena budaya jawa banyak mengandung pendidikan yang luhur dan itu perlu dilestarikan oleh semua pihak termasuk generasi muda," katanya.
Acara tersebut diadakan rutin setiap tahun, yakni setiap 27 April. Acara Boyong Songsong Kapanewon Cangkringan yang digelar pada tahun ini merupakan acara yang digelar ke-7 kalinya sejak tahun 2011.
Berita Lainnya
Gunung Merapi memuntahkan tujuh awan panas guguran beruntun
Senin, 4 Maret 2024 21:12 Wib
Gunung Merapi meluncurkan lima kali guguran lava ke arah dua sungai
Jumat, 1 Maret 2024 11:05 Wib
Bupati Sleman menerima "ubarampe" upacara adat Labuhan Merapi
Minggu, 11 Februari 2024 15:39 Wib
Gunung Merapi luncurkan 143 kali guguran lava
Sabtu, 3 Februari 2024 7:02 Wib
Merapi luncurkan guguran lava empat kali sejauh 1,2 km
Jumat, 2 Februari 2024 11:16 Wib
Bandara Adi Soemarmo pastikan erupsi Merapi tidak ganggu operasional
Kamis, 1 Februari 2024 19:01 Wib
BPBD DIY memastikan jalur evakuasi Merapi dalam kondisi siap
Sabtu, 27 Januari 2024 0:40 Wib
BPBD DIY ingatkan masyarakat jangan menambang pasir di daerah bahaya Merapi
Kamis, 25 Januari 2024 12:45 Wib