Sleman (Antaranews Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyinergikan berbagai potensi elemen masyarakat dalam upaya kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana.
"BPBD Kabupaten Sleman berusaha menyinergikan berbagai potensi dan elemen, yaitu pemerintah, masyarakat, dan pengusaha agar bisa terwujud masyarakat yang tanggap, tangkas, dan tangguh dalam menghadapi bencana," kata Kepala BPBD Kabupaten Sleman Joko Supriyanto di Sleman, Sabtu.
Ia mengatakan salah satu bentuk sinergi tersebut melalui pembentukan desa tangguh bencana (destana) dengan melibatkan unsur-unsur di masyarakat.
"Tim destana ini melibatkan unsur masyarakat desa, relawan, perangkat desa, TNI dan Polri, serta kalangan pengusaha," katanya.
Ia mengatakan pembentukan destana merupakan penguatan kelembagaan masyarakat dalam pengurangan risiko bencana.
"Pembentukan destana sebagai wujud kesiapsiagaan warga desa dalam menghadapi berbagai ancaman bencana yang berpotensi muncul di wilayah setempat," katanya.
Joko mengatakan pembentukan destana juga merupakan upaya mewujudkan semangat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
"Semangat dalam undang-undang tersebut yakni mengubah cara pandang dalam menyikapi bencana yang semula responsif menuju preventif, yaitu pengelolaan risiko bencana," katanya.
Ia mengatakan masyarakat harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi bencana, dengan harapan kesiapsiagaan tersebut dapat bermanfaat dalam menentukan langkah-langkah yang tepat dalam mengantisipasi dan meminimalisasi jatuhnya korban jiwa.
"Kabupaten Sleman terus mendukung pembentukan destana, dari 2014 sampai dengan 2018 Kabupaten Sleman telah mengukuhkan sebanyak 41 destana," katanya.
Sleman sinergikan berbagai potensi penanggulangan bencana
Pelaksana Kepala BPBD Kabupaten Sleman Joko Supriyanto. (Foto Dok Humas Sleman) (antara)
