Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Sekitar 100 anak yang duduk di bangku SD dan SMP di Tegalrejo Yogyakarta siap "berperang" membasmi jentik nyamuk penyebab demam berdarah dengan bergabung dalam Pasukan Anti Nyamuk Junior Tegalrejo.
"Kami berharap, keberadaan Pasukan Anti Nyamuk Junior Tegalrejo (Panji Tejo) ini dapat mendukung gerakan yang sudah ada sebelumnya yaitu pemantauan jentik khusus keluarga (Pemantik Berharga). Dengan demikian, kawasan ini bebas demam berdarah," kata Koordinator Panji Tejo Wiratama di sela deklarasi pasukan tersebut di Karangwaru Riverside Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, seluruh anggota Panji Tejo akan melakukan kegiatan rutin yaitu memantau sarang nyamuk kemudian melakukan pembasmian dengan gerakan 3M (menguras, mengubur dan menutup) tempat-tempat yang bisa digunakan untuk perkembangbiakan nyamuk penyebab demam berdarah.
Kegiatan rutin tersebut rencananya dilakukan tiap Minggu pagi dibantu anggota tim penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di wilayah.
"Hasil pemantauan akan diolah di kelurahan, diteruskan ke kecamatan dan puskesmas untuk proses intervensi serta penanganan apabila ada wilayah yang hasil penilaiannya kurang bagus," katanya.
Meskipun saat deklarasi, Panji Tejo baru memiliki 100 anggota, namun Wiratama tetap optimistis bahwa jumlah anggota pasukan tersebut akan semakin bertambah.
"Harapannya, anak-anak ini juga mengajak temannya untuk bergabung sehingga akan ada semakin banyak anak yang terlibat melakukan gerakan hidup sehat," katanya.
Kasus demam berdarah di Kecamatan Tegalrejo cukup banyak yaitu 97 kasus pada 2016 dan turun menjadi 36 kasus pada 2017 serta hingga Maret tahun ini baru ada satu kasus DB yang terdektesi.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengapresiasi inovasi warga Kecamatan Tegalrejo yang mengajak anak-anak untuk ikut memantau dan membasmi sarang nyamuk serta menjaga kesehatan lingkungan mereka.
"Warga kota memiliki beragam inovasi kreatif yang selalu berguna untuk lingkungannya. Anak-anak ini pun akan meningkatkan kesadaran seluruh anggota keluarga untuk menjaga kebersihan lingkungan mereka," katanya.
Meskipun sudah ada pemantau jentik, namun Heroe mengingatkan agar warga tetap menjaga kebersihan lingkungan masing-masing agar tidak terjangkit demam berdarah maupun penyakit lain.
Selain menjaga kebersihan lingkungan, Heroe juga mengingatkan bahwa kesehatan warga juga bersumber pada penerapan pola hidup sehat termasuk berolahraga sekitar 30 menit sehari, mengonsumsi makanan sehat bergizi serta rutin melakukan pengecekan kesehatan setiap tiga bulan sekali di puskesmas.
Pada deklarasi tersebut juga diberikan kelengkapan tugas untuk anggota Panji Tejo berupa topi, senter dan peralatan tulis.
Berita Lainnya
Usai libur Lebaran 2024, kondisi tak boleh dipaksakan
Senin, 15 April 2024 21:22 Wib
455 penderita meninggal dunia akibat DBD di Indonesia
Selasa, 9 April 2024 17:17 Wib
DBD naik tiga kali lipat, pemerntiah deteksi ketat
Senin, 1 April 2024 6:32 Wib
Jus jambu tak dapat naikkan trombosit pasien DBD
Jumat, 22 Maret 2024 15:54 Wib
Mahasiswa UGM menggagas pemanfaatan kulit mangga untuk tekan kasus DBD
Minggu, 21 Januari 2024 14:48 Wib
Profesor UI: Bakteri Wolbachia tidak infeksi manusia
Sabtu, 2 Desember 2023 9:34 Wib
Wolbachia sebabkan anomali insiden rate DBD di Yogyakarta
Kamis, 30 November 2023 7:22 Wib
Saat El Nino, DBD di Indonesia meningkat
Rabu, 29 November 2023 6:34 Wib