Pembelajaran daring memangkas separuh biaya kuliah

id nasir

Pembelajaran daring memangkas separuh biaya kuliah

Mohamad Nasir (Foto antaranews.com)

Bandung (Antaranews Jogja) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan pembelajaran dalam jaringan (daring) atau pendidikan jarak jauh (PJJ) diperkirakan dapat memangkas biaya kuliah hingga 50 persen (separuh).

"Dengan kuliah PJJ ini, biaya kuliah bisa ditekan hingga 50 persen. Misalnya kalau sekarang biaya kuliah Rp5 juta, maka dengan PJJ bisa Rp2,5 juta karena dengan kuliah seperti ini tidak membutuhkan tempat dan juga tidak harus tatap muka," ujar Menteri Nasir dalam konferensi pers peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat, Rabu.

Pembelajaran daring, kata dia, juga diharapkan mampu meningkatkan akses masyarakat dalam menempuh jenjang pendidikan tinggi berkualitas secara signifikan.

Saat ini, angka partisipasi kasar atau APK pendidikan tinggi baru 31,5 persen.

"Jika pembelajaran hanya diterapkan secara konvensional, peningkatan APK hanya berkisar pada angka 0,5 persen per tahun. Namun dengan terobosan PJJ ini, diharapkan APK pendidikan tinggi mampu melesat mencapai 40 persen pada 2022-2023, asalkan PJJ dapat diakses oleh lebih banyak orang dan secara efektif diterapkan," kata Mantan Rektor Terpilih Universitas Diponegoro tersebut.

PJJ, lanjut dia, merupakan kebijakan untuk menjawab kebutuhan di era Revolusi Industri 4.0. Salah satu penerapan dari penerapan PJJ tersebut dalah pembangunan universitas siber yang dipersiapkan untuk pembelajaran daring.

Ke depan melalui PJJ tersebut, proses pembelajaran tak lagi berpatokan pada rasio dosen melainkan lebih fleksibel bahkan bukan tidak mungkin satu profesor mengajar 1.000 mahasiswa.

"Ke depan proses pembelajaran tidak lagi berdasarkan rasio dosen dan mahasiswa yang saat ini masih berlaku yakni untuk sains dan teknologi (saintek) 1:25 dan sosial 1:40. Ke depan, kami ingin satu profesor mengajar 1.000 mahasiswa melalui pembelajaran daring."

Dia menambahkan pihaknya akan menggarap pembelajaran daring tersebut melalui Sistem Pembelajaran Daring Indonesia (SPADA) dan untuk jaringan internetnya melalui layanan dan layanan "Indonesian Research and Education Network (IdREN)".

Pembelajaran daring, tambah dia, sesuatu yang tak bisa dihindari lagi pada era Revolusi Industri 4.0.

Selain itu, kata Nasir, syarat dosen untuk tiap program studi tidak lagi satu program studi enam dosen. Nanti jumlah tersebut bisa diubah misalnya enam dosen untuk tingkat fakultas dan sebagainya.

"Perlahan, kami akan memperbaiki "homebase" dosen, nanti tidak lagi di program studi melainkan di fakultas atau tingkat yang lebih tinggi," cetus Nasir. 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024