Gunung Kidul intensifkan simulasi kebencanaan

id Longsor

Gunung Kidul intensifkan simulasi kebencanaan

Ilustrasi, Permukiman rawan longsor (jogja.antaranews.com)

Gunung Kidul (Antaranews Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengintensifkan simulasi kebencanaan agar masyarakat lebih waspada terhadap bencana.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Gunung Kidul Edy Basuki di Gunung Kidul, Kamis mengatakan potensi terjadinya bencana tsunami di daerah itu memang cukup terbuka.

"Beberapa waktu lalu, peneliti dari kementrian telah melakukan riset dan menemukan terjadinya tsunami pada masa lalu yang melanda kawasan pantai di Gunung Kidul," katanya.

Edy mengatakan BPBD intensif menjalin komunikasi dengan pemerintah-pemerintah desa yang berada dalam zona merah tsunami untuk terus meningkatkan kesiapan diri masing-masing.

Harapannya, masyarakat bisa memiliki pengetahuan untuk mendeteksi jika ada tanda-tanda yang mengarah pada akan terjadinya bencana tsunami.

"Kalau akan terjadi tsunami, tanda-tandanya sudah ada, termasuk air laut tiba-tiba surut pascagempa. Kami juga sudah memasang EWS sehingga jika ada alarm berbunyi antisipasi bisa segera dilakukan. Sepenuhnya kami sudah siap," katanya.

Dia mengatakan?pihaknya telah memberikan pelatihan kesiap-siagaan kepada warga masyarakat, seperti yang dilakukan pada Rabu (2/5). BPBD Gunung Kidul menggelar simulasi terjadinya bencana tsunami di pantai di kawasan Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari.

Dalam skenario tersebut diawali dengan terjadinya gempa besar di wilayah Gunung Kidul. Tak berselang lama, berbunyi sirine peringatan bahaya tsunami dari alat EWS yang terpasang. Dengan segera, sejumlah petugas TRC BPBD Gunung Kidul maupun SAR segera mempersiapkan evakuasi besar-besaran.

Diungkapkan Edi, dalam simulasi yang dipertunjukan sebagai salah satu rangkaian penilaian lomba desa tingkat provinsi di Desa Kemadang yang terpilih mewakili Gunung Kidul itu, terlihat bahwa masyarakat telah siap sepenuhnya. Mereka telah mengetahui sepenuhnya apa yang harus dilakukan dan bagaimana menyikapi jika ada potensi bencana tsunami.

Hal ini merupakan hasil dari pelatihan serta sosialisasi yang memang rutin dilakukan oleh BPBD.

"Kalau harapannya sih jangan sampai terjadi tsunami, akan tetapi kita harus siap dengan segala kemungkinan terburuk. Yang paling penting adalah meminimalisir jumlah korban," kata dia.

Koordinator TRC BPBD Gunung Kidul Surisdiyanto menambahkan bahwa sejauh ini kawasan pantai Gunung Kidul masih sangat aman. Belum pernah sekalipun terjadi tanda-tanda terjadinya tsunami. BPBD, khususnya TRC sendiri berkolaborasi dengan petugas dari Tim SAR terus melakukan monitoring lapangan terutama ketika ada laporan gempa bumi yang terjadi.?

Untuk ketinggian gelombang pihaknya menggunakan data dari? Badan Meteorologi. Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Untuk memonitor potensi, selain berpedoman dari informasi BMKG juga berpegang pada kalender Jawa yang dirasa cukup jitu dalam memprediksi? pasang surut kawasan pantai," kata Surisdiyanto.