Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Delapan dari 17 kampung wisata di Kota Yogyakarta menjalani proses akreditasi tahun ini untuk mengetahui klasifikasi kampung wisata sehingga Dinas Pariwisata setempat bisa memberikan pembinaan yang tepat.
"Dari delapan yang direncanakan, sudah tujuh kampung wisata yang menjalani akreditasi. Akhir Mei ini diharapkan peninjauan lapangan untuk proses akreditasi bisa diselesaikan," kata Kepala Bidang Pengembangan dan Pemasaran Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Yetty Martanti di Yogyakarta, Senin.
Delapan kampung wisata yang menjalani akreditasi tahun ini yaitu, Dipowinatan, Warungboto, Kadipaten, Taman Sari, Cokrodiningratan, Gedongkiwo, Rejowinangun, dan Sosromenduran. Sedangkan sembilan kampung wisata lain dijadwalkan menjalani akreditasi tahun depan.
Pedoman yang digunakan sebagai dasar hukum pelaksanaan akreditasi kampung wisata adalah Peraturan Wali Kota Yogyakarta Nomor 115 Tahun 2016. Di dalam peraturan tersebut ditetapkan tiga kategori kampung wisata yaitu rintisan, berkembang dan mandiri.
Yetty menyebut, sebagian besar kampung wisata yang sudah menjalani proses penilaian untuk akreditasi masuk dalam kategori rintisan, meskipun sudah ada kampung wisata yang bisa berjalan cukup baik dan mampu menjadi contoh bagi kampung wisata lain yaitu Dipowinatan dan Warungboto.
Penilaian selama proses akreditasi, lanjut Yetty didasarkan pada tiga aspek yaitu produk, pelayanan dan pengelolaan.
"Beberapa kampung wisata sudah bisa menjalin kerja sama dengan beberapa pihak misalnya dengan destinasi wisata lain yang berada di wilayah mereka untuk membantu pengembangan kampung wisata," katanya.
Hasil dari akreditasi tersebut adalah surat keputusan mengenai klasifikasi kampung wisata yang akan diserahkan saat Festival Kampung Wisata tahun ini.
Sementara itu, Manajer Pengembangan Kampung Wisata Warungboto Susanto Dwi Antoro mengatakan senang dengan proses penilaian akreditasi yang dilakukan Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta.
"Kami menjadi tertantang dan bisa mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki dan dikembangkan oleh kampung wisata yang kami kelola," katanya.
Menurut dia, kampung wisata Warungboto dibentuk pada 2010 dan sekitar 2013 memperoleh surat keputusan. Saat ini, produk unggulan dari kampung wisata tersebut adalah kunjungan ke situs Umbul Warungboto yang dikombinasikan dengan paket kunjungan ke GL Zoo serta Pasar Seni dan Kerajinan XT-Square.
Berdasarkan catatan pengelola, tingkat kunjungan wisatawan yang memanfaatkan jasa pengelola mencapai 500 hingga 600 orang per tahun, namun wisatawan yang datang langsung seperti mengunjungi Umbul Warungboto bisa mencapai lebih dari 1.000 per tahun.
"Karena tingkat kunjungan mulai meningkat, kami juga akan mengembangkan homestay untuk wisatawan. Harapannya, masyarakat di kampung ini juga semakin berdaya dengan keberadaan home stay yang mereka kelola," katanya.
Berita Lainnya
Pakar UGM minta optimalkan kampung wisata sambut libur Lebaran 2024
Jumat, 29 Maret 2024 4:09 Wib
Kawasan wisata Chinatown dengan Pasar Jaya tarik wisatawan
Kamis, 28 Maret 2024 5:55 Wib
Dispar Gunungkidul memetakan objek wisata pantai padat pengunjung
Rabu, 27 Maret 2024 10:49 Wib
Dishub DIY gencarkan 'ramp check" bus wisata di libur Lebaran 2024
Selasa, 26 Maret 2024 14:52 Wib
PT PLN suplai listrik RS dukung destinasi wisata medis gaet turis
Selasa, 26 Maret 2024 14:01 Wib
Rumah adat dijadikan wisata budaya tarik wisatawan
Selasa, 26 Maret 2024 5:17 Wib
Baru 40 persen, turis asing di Bali bayar pungutan Rp150 ribu
Senin, 25 Maret 2024 20:52 Wib
Sleman mengikuti pameran promosi wisata di Malaysia
Senin, 25 Maret 2024 13:08 Wib