Pemkab terjunkan 500 relawan amankan pengosongan lahan

id bandara kulonprogo

Pemkab terjunkan 500 relawan amankan pengosongan lahan

Alat berat merobohkan rumah saat pengosongan lahan untuk pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulonprogo, DI Yogyakarta, Senin (4/11) 2017. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/.

Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan menerjunkan 500 relawan saat pengosongan lahan milik warga terdampak pembangunan Bandara "New Yogyakarta International Airport" yang bertahan di kawasan izin penetapan lokasi.

"Sekitar 500 relawan diterjunkan dalam pengosongan lahan. Kami minta mereka mengedepankan tindakan persuasif," kata Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo di Kulon Progo, Senin.

Ia mengatakan relawan ini akan membantu pemindahan, dan mengngakut barang. Mereka juga siap membantu mengangkut ternak warga yang masih bertahan.

"Relawan bertugas saat operasi dan pascaoperasi yang bersifat humanis," katanya.

Selain itu, ia meminta petugas yang melakukan pendekatan kepada warga mengedepankan etika supaya mudah diterima warga penolak bandara. Hal ini bagian dari konsep yang dikembangkan guna mendekati warga yang cenderung emosional.

"Kita harus dengan kesabaran, mengedepankan pendekatan persuasif, dan penuh strategi. Kerja kita bukan kerja fisik, tapi bekerja dengan akal," katanya.

Hasto mencontohkan saat ini mendekati warga yang difabel tuli. Kebetulan, mereka mendapat uang ganti rugi masih di Pengadilan Wates sebesar Rp1,7 miliar. Hanya dua berdua, tidak memiliki keluarga lagi. Kemudian dirinya menawari relokasi gratis magersari di Desa Kedundang, tidak membayar.

"Kalau bersedia pindah ke rumah relokasi Kedundang, uang Rp1,5 miliar disimpan di bank, dan Rp200 juta untuk pegangan. Warga ini bisa menerima bunga Rp6 juta per bulan tidak usah bekerja sudah dapat keuntungan," katanya.

Ia meminta relawan melakukan pembinaan dan pendekatan kepada warga penolak bandara yakni 32 rumah selama satu minggu ke depan. Ia berharap relawan mengenali mereka.

"Waktu satu mingggu ini, masing-masing tim mempelajari rumah yang akan didekati. Kesempatan ini untuk mengenal mereka. Kalau membutuhkan saya turun, dari kemarin sudah turun," katanya.

Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan proyek NYIA merupakan program strategis nasional yang penting. PT AP I ditugaskan oleh pemerintah untuk mengembangkan bandara di DIY.

Sekarang kapasitas Bandara Adisutjipto tidak muat melayani penumpang. Tugas yang diberikan oleh pemerintah, yakni AP I membangun bandara yang memiliki kapasitas besar. Di Kulon Progo merupakan salah satu pilihan dari studi yang dilakukan.

"Bandara di Kulon Progo ini akan membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat di DIY. Menurut penilaian kami sebagai pengelola bandara, seharusnya bandara seperti di Kulon Progo dibangun di DIY sejak 10 tahun lalu. Sekarang sudah sangat terlambat, dibandingkan dari sisi pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduknya daerah lain yang memiliki bandara jauh lebih besar. Hal ini menjadi tugas kami untuk mewujudkan tugas pemerintah pusat," katanya.