Toleransi kenaikan harga beras 10 persen

id pedagang beras

Toleransi kenaikan harga beras 10 persen

Penjual beras di pasar. (Foto Antara)

Bantul (Antaranews Jogja) - Dinas Perdagangan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan toleransi kenaikan harga beras di tingkat pedagang pasar tradisional menghadapi bulan puasa maksimal 10 persen dari harga eceran tertinggi.

"Kalau aturan HET beras diterapkan tentu banyak pelanggaran dan tertangkap, bahkan mungkin banyak pedagang beras yang tutup, namun akhirnya disepakati ada harga toleransi lapangan maksimal 10 persen dari HET," kata Kepala Dinas Perdagangan Bantul Subiyanta Hadi, di Bantul, Senin.

Menurut dia, sesuai Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) mengamanatkan bahwa harga eceran tertinggi (HET) beras medium sebesar Rp9.450 per kilogram, kemudian beras premium Rp12.800 per kilogram.

Ia mengatakan, dengan batas toleransi kenaikan harga beras maksimal 10 persen itu, maka untuk beras medium maksimal Rp10.300 per kilogram, sedangkan beras premium Rp14.000 per kilogram. Toleransi diberikan karena menghadapi bulan puasa.

"Kalau ada pedagang yang menjual beras medium di atas Rp10 ribu per kg kami proses, tetapi pantauan di lapangan sejauh ini masih di bawah Rp10 ribu per kg, jadi memang di atas HET, akan tetapi di bawah harga toleransi," katanya lagi.

Subiyanta mengatakan, petugas pemantau kebutuhan bahan pokok penting juga memahami kondisi harga beras di pasaran di atas HET itu, akan tetapi kebijakan toleransi kenaikan harga beras itu tidak perlu disosialisasikan ke pedagang.

"Tidak perlu disampaikan ke pedagang, biar mengalir saja, karena kalau disampaikan seolah-olah punya pikiran dibolehkan jual Rp10 ribu per kg, padahal tidak, kan harus stabil harga itu. Mereka para pedagang harus berpedomaan pada HET beras," katanya pula.

Dalam rangka menghadapi Ramadan 1439 Hijriah, dinas setempat sudah membentuk tim pengawas distribusi pangan, mengingat permintaan bahan pokok akan mengalami peningkatan, sehingga perlu dipastikan ketersediaan dan harganya.

Ia menegaskan, untuk ketersediaan beras di Bantul hasil rapat koordinasi dengan Dinas Pertanian sesuai hitungan panen dan luasan sudah diperkirakan dikonsumsi sampai akhir Maret sebanyak 29 ribu ton.

"Di Bantul atas dasar persediaan beras 29 ribu ton itu aman, bahkan cukup sampai setelah Lebaran. Jadi harga sudah stabil untuk beras, kemudian komoditas pangan lain sejauh ini masih relatif aman," katanya pula.