Wabup dorong inovasi manajemen pengelolaan lahan pertanian

id Wabup Bantul Abdiul Halim

Wabup dorong inovasi manajemen pengelolaan lahan pertanian

Wakil Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih melihat mesin pertanian dalam peluncuran Program CSR Pertamina Jaminan Pangan Masyarakat di Sedayu Bantul (Foto Antara/Hery Sidik)

Bantul (Antaranews Jogja) - Wakil Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Abdul Halim Muslih mendorong adanya inovasi dalam manajemen pengelolaan lahan pertanian guna mengoptimalkan hasil untuk peningkatkan kesejahteraan petani kabupaten ini.

Wakil Bupati Bantul disela Peluncuran Program Jaminan Pangan Masyarakat di Sedayu Bantul, Kamis, mengatakan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa kepemilikan lahan pertanian masyarakat Bantul dan mungkin DIY, rata-rata hanya 2.000 meter persegi.

"Dengan kepemilikan lahan yang sempit itu tentu kita harus memutar otak agar bagaimana lahan itu bisa kita manfaatkan sedemikian rupa supaya mampu menghadirkan kesejahteraan yang memadai, memang tidak mudah, tapi dengan inovasi dan teknologi itu bisa," katanya.

Oleh sebab itu, kata dia, dengan bantuan inovasi dalam manajemen pengelolaan lahan itu semua pihak harus optimistis bisa meningkatkan kesejahteraan petani baik sebelum dan setelahnya setelah melalui pendekatan inovasi dan intervensi teknologi.

Program CSR Pertamina TBBM Rewulu berupa Jaminan Pangan Masyarakat itu mengelola distribusi beras sejak dari gabah dari petani untuk masyarakat ini disinergikan dengan program lain, seperti program mandiri benih, program pengembangan bibit, program pembuatan pupuk organik.

"Dengan program ini harapan kita akan terjadi perbaikan pada sisi manajemen baik on farm maupun off farm, karena dua manajemen tersebut memang sampai hari ini kita menghadapi tantangan yang harus kita pecahkan secara bersama-sama," katanya.

Wabup juga menyinggung adanya teori bahwa manusia akan kehabisan sumber daya pangan karena terjadi alih fungsi lahan pertanian secara besar-besaran, tetapi sampai hari ini teori tersebut tidak terbukti, karena pangan masih tersedia cukup melimpah.

"Buktinya pangan kita masih cukup sekalipun terjadi alih fungsi dan ini menunjukkan bahwa inovasi manajamen dan teknologi bisa kita percaya dapat mempertahakkan ketersediaan pangan walaupun jumlah lahan pertanian kita semakin menyempit," katanya.

Oleh sebab itu, kata dia, perlunya terus menerus melakukan inovasi dan manajemen bidang pertanian baik on farm maupun off farm dengan bantuan teknologi dengan kepemilikan lahan pertanian yang kecil agar masih ada peluang untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

"Sebagai satu contoh di Jepang tidak punya lahan besar, tetapi pengembangan pertanian dengan inovasi dan teknologi itu bisa mereka lakukan, sehingga bisa mengurangi impor bahan pangan," katanya.

Wabup juga mengatakan, inovasi untuk tingkatkan kesejahteran petani di Bantul sudah mulai diterapkan pendekatan multisektor, salah satunya dengan mensinergikan atau kombinasikan sektor pertanian dengan pariwisata di wilayah Mangunan Dlingo.

"Misalnya di Sukorame Mangunan itu ada hamparan sawah yang kalau andalkan padi hasilnya terukur, tapi dengan dikombinasikan inovasi pariwisata dengan dipasangi jembatan bambu, wisatawan datang, jadi ada nilai tambah dari pemanfaatan lahan yang ada," katanya.

(KR-HRI)