Jakarta (Antaranews Jogja) - Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut selain Tiongkok, India merupakan pasar prospektif pariwisata Indonesia untuk kawasan Asia.
"Pasar India sangat potensial, sebagai negara berkembang dengan populasi penduduk 1,3 miliar orang, menunjukkan performa positif aktivitas masyarakatnya melakukan kunjungan wisata ke Indonesia," kata Arief Yahya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Terlebih, kata dia, hal itu semakin terdukung karena saat ini telah tersedia penerbangan langsung tanpa transit India-Indonesia oleh maskapai Garuda Indonesia.
Oleh karena itu, ia menilai kondisi ini harus dimaksimalkan dengan promosi yang semakin gencar.
Data menunjukkan, pertumbuhan wisman Tiongkok dan India ke Indonesia menempati posisi pertama dan kedua selama 2017, yakni sebesar 40 persen dan 30 persen.
"Pertumbuhan kedua negara tersebut bergerak progresif. Pergerakan wisman India ke Indonesia mencapai 485.000 orang atau tumbuh 30 persen pada 2017, dengan rata-rata lama tinggal mencapai 7 hari per kunjungan," katanya.
Selain itu, kekuatan "spending" atau belanja wisatawan India pun cukup tinggi, rata-rata sekitar 1.000 dolar AS per kunjungan.
"Ujungnya adalah wisman India yang sudah masuk 5 besar, dengan kenaikan terbesar kedua setelah Tiongkok, yakni 30 persen pertumbuhan menjadi 485 ribu pada 2017, kita proyeksikan menjadi 700 ribu tahun ini," ungkap Arief Yahya.
Menpar Arief Yahya pun berkolaborasi dengan KBRI dan KJRI untuk saling membantu membangun jejaring dengan pelaku industri dalam rangka memperkenalkan pariwisata Indonesia kepada penduduk India.
"Kedekatan budaya dengan India menjadi salah satu keuntungan Indonesia," ungkap Menpar.
Ia menilai potensi yang dimiliki India sangat besar sehingga harus dikelola dengan baik.
"Apalagi, pergerakan wisatawan India menuju Bali juga luar biasa bagusnya," ujar Menpar.
Menurut Menpar, bahwa Bali menjadi destinasi favorit wisatawan India dikarenakan adanya kedekatan psikologis budaya.
Duta Besar Republik Indonesia untuk India Raden Sidharta Reza Suryodipuro mengatakan, pihaknya mendukung peningkatan jumlah kunjungan wisman asal India.
"Perkembangan kepariwisataan Indonesia yang sangat bagus harus didukung. Kami selalu mengupayakan agar jumlah wisatawan India yang berkunjung terus naik. Kami juga memiliki prioritas utama, yaitu berusaha menumbuhkan konektivitas udara India-Indonesia secara 'direct flight'," ungkapnya.
Peningkatan jumlah wisman asal India ini merupakan dampak baik dari penerbangan langsung yang dilakukan beberapa maskapai penerbangan yakni Garuda Indonesia dan AirAsia.
Jumlah kunjungan wisman India ke Bali pada Januari-Februari 2018 mencapai 87.000 orang, sementara pada periode yang sama 2017, jumlah tersebut hanya mencapai 51.000 orang. Dengan demikian, jumlah kunjungan tersebut mengalami peningkatan sebanyak 1,81 persen.
Berita Lainnya
Ketum PBNU pastikan tekad NU mengabdi bangsa tak akan pernah luntur
Rabu, 31 Januari 2024 14:10 Wib
Gus Yahya sebut UNU Yogyakarta dimulai dari visi pribadi Presiden Jokowi
Rabu, 31 Januari 2024 12:19 Wib
Gus Yahya minta pengurus NU pacu kinerja untuk kemenangan Indonesia
Senin, 29 Januari 2024 12:27 Wib
Gus Yahya tegaskan PBNU tak terlibat dukung capres di Pemilu 2024
Senin, 29 Januari 2024 11:59 Wib
Gus Yahya menegaskan sekadar pelaksana keputusan Syuriah PBNU
Minggu, 28 Januari 2024 22:20 Wib
Ketum PBNU: Tak pernah jadi pengurus NU yang ragukan Khofifah
Senin, 15 Januari 2024 19:16 Wib
Mawardi Yahya Ketua TKD Sumsel untuk Prabowo-Gibran
Sabtu, 18 November 2023 6:59 Wib
Sambangi parpol "bocil", Prabowo rendah hati
Jumat, 11 Agustus 2023 5:20 Wib