Pemda diharap permudah pasokan komoditas harganya naik

id kebutuhan pokok

Pemda diharap permudah pasokan komoditas harganya naik

Kebutuhan pokok (FOTO ANTARA/Seno S./pd/09.)

Bantul (Antaranews Jogja) - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah diharapkan dapat mempermudah pasokan komoditas pangan strategis yang harganya mengalami kenaikan menjelang Ramadhan 1439 Hijriah.

"Langkah TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) saya rasa harus mempermudah dari sisi pasokan pada komoditas pangan yang naik," kata Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Yogyakarta Budi Hanoto di Kabupaten Bantul, Sabtu.

Hasil pemantauan bersama TPID DIY terkait harga bahan pokok di Pasar Bantul, DIY, menunjukkan, ada sembilan komoditas pokok pangan yang harganya naik, di antaranya daging ayam, daging sapi, dan telur, namun kenaikan harga tidak signifikan.

Menurut dia, Pemda bersama pemerintah kabupaten lewat TPID yang dibentuk menghadapi Ramadhan ini harus bisa mewaspadai dan menjaga pasokan komoditas pangan yang harganya naik tersebut, agar tidak menimbulkan gejolak.

"Komoditas yang perlu diwaspadai adalah bawang merah, telur ayam ras dan daging ayam serta daging sapi yang lumayan naik. Itu mungkin kewaspadaan kita agar bisa tetap menjaga pasokan, agar harga bisa kembali lagi," katanya.

Budi mengatakan untuk daging ayam, pemerintah melalui dinas terkait harus bisa mendatangkan pasokan dari luar Bantul jika stok daging berkurang, akan tetapi diprioritaskan dari lokal sendiri.

"Misalnya daging ayam tentunya harus mencari dari luar, dari Pak Bupati Bantul juga sudah bilang kalau masih bisa ambil dari Bantul sendiri, kalau tidak cukup baru dari kabupaten sekitarnya," kata Budi.

Berdasarkan pantauan petugas TPID DIY bersama pejabat terkait di Pasar Bantul itu, harga daging ayam naik menjadi Rp33.600 per kg dari minggu lalu Rp32.300 per kg, kemudian daging sapi KW 2 naik dari Rp90 ribu menjadi Rp95 ribu per kg.

Budi mengatakan, kenaikan harga komoditas pangan di pasar tradisional disebabkan beberapa faktor, namun pihaknya menilai lebih pada pasokannya yang agak terhambat, sementara permintaan konsumen tetap, bahkan naik.

"Saya menduga karena mungkin masalah pasokannya saja yang sedikit terhambat, tapi tadi rata-rata jawaban pedagang saat saya wawancarai mudah memperoleh pasokan, tapi permintaannya sedikit naik," katanya.

(KR-HRI)