Yogyakarta, 1/6 (Antara) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi menyebut, adanya indikasi proses magmatis yang mempengaruhi terjadinya letusan Gunung Merapi pada Jumat pukul 08.20 WIB.
“Indikasi tersebut dapat dilihat dari munculnya gempa vulkano tektonik. Ada lima kali gempa yang terjadi sepanjang Kamis (31/5),” kata Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso di Yogyakarta, Jumat.
Meskipun demikian, lanjut Agus, berdasarkan sumber gempa vulkano tektonik itu dapat diketahui bahwa posisi magma berada di kedalaman sekitar tiga kilometer sehingga esktrusi magma ke permukaan masih membutuhkan waktu.
“Dari sejumlah literatur, magma Gunung Merapi memiliki kecepatan 17 meter hingga 40 meter per hari. Tetapi, mungkin saja ada perubahan terkait kecepatan pergerakan magma ini. Tidak bisa dijadikan patokan utama menghitung waktu yang dibutuhkan untuk ekstrusi,” katanya.
Letusan Gunung Merapi pada Jumat (1/6) terjadi dalam waktu dua menit dengan ketinggian kolom mencapai 6.000 meter dari puncak gunung.
Pada saat letusan, angin mengarah ke barat laut, namun kemudian berubah menjadi ke arah barat daya. Berdasarkan laporan dari pos pengamatan Gunung Merapi di Jrakah terjadi hujan abu sekitar pukul 08.58 WIB, begitu pula dengan di pos pengamatan Selo terjadi hujan abu pukul 09.02 WIB.
Selain hujan abu, pos pengamatan di Jrakah dan Babadan juga melaporkan adanya asap putih dari area hutan di sektor barat laut dengan jarak sekitar 1,5 kilometer dari puncak.
Asap putih tersebut mengindikasikan adanya vegetasi yang terbakar. "Namun, untuk kepastiannya akan kami verifikasi lagi lebih lanjut mengenai penyebabnya. Tetapi, dari rentetan waktu dapat diketahui bahwa hal tersebut dimungkinkan terkait letusan Merapi," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar mengatakan, berdasarkan hasil data-data aktivitas vulkanik Gunung Merapi pascaletusan Jumat (1/6) dapat disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tinggi sehingga tingkat aktivitas masih pada level II atau waspada.
Masyarakat, lanjut dia, juga diimbau tidak melakukan aktivitas apapun pada radius tiga kilometer dari puncak serta penduduk di kawasan rawan bencana III untuk selalu meningkatkan kewaspadaan. ***4***
Berita Lainnya
Gunung Merapi memuntahkan enam kali guguran lava sejauh 1,5 kilometer
Kamis, 4 April 2024 10:17 Wib
DLHK DIY: Rehabilitasi lahan Merapi untuk meningkatkan kondisi tata air
Rabu, 3 April 2024 19:55 Wib
Gubernur DIY mencanangkan rehabilitasi lahan kawasan Gunung Merapi
Rabu, 3 April 2024 19:54 Wib
Gunung Merapi memuntahkan tujuh awan panas guguran beruntun
Senin, 4 Maret 2024 21:12 Wib
Gunung Merapi meluncurkan lima kali guguran lava ke arah dua sungai
Jumat, 1 Maret 2024 11:05 Wib
Bupati Sleman menerima "ubarampe" upacara adat Labuhan Merapi
Minggu, 11 Februari 2024 15:39 Wib
Gunung Merapi luncurkan 143 kali guguran lava
Sabtu, 3 Februari 2024 7:02 Wib
Merapi luncurkan guguran lava empat kali sejauh 1,2 km
Jumat, 2 Februari 2024 11:16 Wib