BPBD Gunung Kidul mulai menyalurkan air bersih

id distribusi air bersih,kekeringan,Gunung Kidul

BPBD Gunung Kidul mulai menyalurkan air bersih

Ilustrasi distribusi air bersih dari PMI (foto pmi.or.id)

Gunung Kidul (Antaranews Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin, mulai menyalurkan bantuan air bersih ke lima kecamatan terdampak kekeringan.

"Hari ini, kami mulai menyalurian bantuan air bersih di enam titik, di lima kecamatan," kata Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Edy Basuki.

Ia mengatakan berdasarkan data sementara yang dihimpun BPBD, wilayah yang sementara terdampak kekeringan dan ditangani BPBD sebanyak 36 desa di sembilan kecamatan yang tersebar di seluruh Gunung Kidul. Jumlah ini meningkat dari tahun lalu, di mana BPBD Gunung Kidul hanya menangani delapan kecamatan.

"Pada tahun ini untuk Kecamatan Saptosari yang sebelumnya mandiri dalam melakukan dropping air, kini masuk ke daftar yang ditangani BPBD," katanya.

Edy menjamin distribusi bantuan tepat sasaran, pihaknya akan terus melakukan update data. Koordinasi dengan pemerintah kecamatan maupun desa akan dilakukan untuk mengetahui secara detail wilayah maupun jumlah penduduk yang terdampak kekeringan secara riil.

Dia mengatakan pihaknya saat ini fokus melakukan pemantauan ke empat kecamatan yang diperkirakan pada tahun ini akan terdampak kekeringan paling parah. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah Kecamatan Rongkop, Girisubo, Panggang, dan Purwosari.

"Kami juga masih menunggu koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta terkait perkiraan musim kemarau yang terjadi tahun ini," katanya.

Bupati Gunung Kidul Badingah mengatakan pada tahun ini, pemkab mempersiapkan anggaran sebesar 638 juta rupiah untuk melakukan dropping ke daerah-daerah yang terdampak kekeringan. Ia berjanji anggaran distribusi air bersih akan ditambah apabila situasi sudah sangat mendesak sementara anggaran ini sudah habis.

Setiap harinya akan dilakukan pendistribusian air menggunakan armada milik pemkab sebanyak 24 kali. Untuk dropping air sendiri, pihaknya telah menyiapkan enam armada tangki.

"Semua sudah kita persiapkan, peralatan, perangkat hingga anggaran. Saya harap bisa membantu warga Gunung Kidul,? katanya.

Ia mengatakqn dropping air memang hal darurat yang bisa dilakukan pemkab. Hal ini lantaran saat ini, masih ada sekitar 30 persen wilayah Gunung Kidul yang belum terampu layanan PDAM Tirta Handayani maupun SPAMDes. Sementara daerah-daerah tersebut tidak mempunyai sumber air sehingga dropping air menjadi satu-satunya solusi mengatasi permasalahan air bagi warga yang tinggal di area tersebut.

"Optimalisasi sumber air yang ada juga akan terus dioptimalkan. Seperti misalnya sumber air Baron yang debitnya bisa mencapai 1000 liter per detik, saat ini baru bisa 100 liter per detik karena keterbatasan peralatan," katanya.



(KR-STR)