Kendaraan besar dilarang lewat jalur alternatif

id bus mudik

Kendaraan besar dilarang lewat jalur alternatif

Petugas menertibkan bus yang melintasi. (Foto Mamik/ANTARA)

Gunung Kidul (Antaranews Jogja) - Dinas Perhubungan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melarang kendaraan besar melewati sejumlah jalur alternatif yang digunakan untuk menuju ke wilayah timur melalui Jalur Selatan Jawa karena dipadati kendaraan keluarga.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Gunung Kidul Syarif Armunanto di Gunung Kidul, Sabtu, mengatakan jalur alternatif pintu barat, yaitu Piyungan-Sorogedug-Jembatan Sembada Handayani-Nglanggeran-Wonosari dilarang dilewati kendaraan besar.

"Jalan Piyungan menuju Petir, Oro-Oro, Nglanggeran, menuju Kota Wonosari. Lalu jalur Cino Mati menuju Dlingo, Getas, Playen, Kota Wonosari. Jalur ini juga tidak direkomendasikan untuk kendaraan besar," katanya.

Jalur alternatif lain yang dilarang, yakni jalur dari Imogiri menuju Dlingo/Mangunan, Getas, Playen, Kota Wonosari. lalu dari Bantul ke Panggang menuju Saptosari, Paliyan, Kota Wonosari.

Sedangkan pintu utara ada tiga jalur alternatif, yakni Gedangsari menuju Ngelanggeran, Kota Wonosari. Selanjutnya Gedangsari, Nglipar, menuju Kota Wonosari. lalu dari Cawas, Ngawen/Semin, menuju Karangmojo atau Nglipar, ke kota Wonosari. Untuk dari wilayah timur ada tiga jalur alternatif, yaitu dari Sukoharjo menuju Candirejo, Semin, ke Karangmojo, Kota Wonosari dan dari Manyaran, ke Semin, Karangmojo, Wonosari. Sedangkan jalur ke tiga dari Praci menuju Bedoyo, Semanu, ke Kota Wonosari.

"Kondisi jalan masih sempit sehingga yang diperbolehkan hanya mobil keluarga," katanya.

Syarit mengatakan jalur utama Yogyakarta-Wonosari biasanya akan ramai dilalui kendaraan yang diperkirakan untuk arus mudik pada H-3 sedangkan arus balik pasa H + 3.

"Kami sudah menyiapkan rekayasa lalu lintas untuk mengatasi kemacetan satu di antaranya melalui pengaturan ulang "timer traffic light". Kemudian untuk mempermudah para pemudik, kami akan menambah petunjuk jalan supaya pemudik tidak kesulitan, menambah rambu-rambu petunjuk arah, dan memasang pembatas jalan atau water barrier," katanya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPR) Gunung Kidul Eddy Praptono mengatakan JalurJalan Lintas Selatan (JJLS) belum siap 100 persen dilewati arus mudik. Baru beberapa lokasi yang sudah dibangun. Dari Pantai Baron ke barat terputus di Girisekar-Legundi (proses pembebasan lahan sejauh 5 km). Girijati ke barat sampai perbatasan Bantul atau rencana pembangunan lokasi jembatan kelok 18. Untuk arah tumur baru perbatasan Pracimantoro.

"Kami melakukan percepatan pembangunan JJLS, tapi terkendala anggaran dan pembebasan lahan," katanya