44 ibu hamil risiko tinggi melahirkan pada Lebaran

id ibu melahirkan

44 ibu hamil risiko tinggi melahirkan pada Lebaran

Ilustras pelatihan Ibu melahirkan di pesawat (AntaraTV)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mencatat sebanyak 129 ibu hamil di daerah ini memiliki hari perkiraan lahir bertepatan dengan masa libur lebaran,  44 di antaranya berisiko tinggi.
   
“Dari catatan kami, sebanyak 44 ibu hamil berisiko tinggi memiliki hari perkiraan lahir (HPL) pada H-7 hingga H+7 lebaran,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Fita Yulia di Yogyakarta, Selasa.
   
Menurut dia, ibu hamil yang masuk kategori berisiko tinggi adalah ibu hamil yang mengidap penyakit, anemia, hingga jarak persalinan yang terlalu dekat dengan persalinan sebelumnya.
   
Meskipun demikian, lanjut Fita, HPL tidak dapat dijadikan sebagai patokan kelahiran bayi namun dapat digunakan sebagai perkiraan awal untuk menentukan waktu kelahiran bayi. “Dari HPL, bisa saja waktu kelahirannya maju atau mundur. Namun, semuanya perlu siap,” katanya.
   
Oleh karena jumlah ibu hamil yang memiliki hari perkiraan lahir pada masa libur lebaran cukup banyak, maka Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta bekerja sama dengan kader di lapangan, rumah sakit dan bidan untuk terus melakukan pemantauan termasuk siap melakukan penanganan secepatnya jika ibu tersebut hendak melahirkan.
   
Selain itu, lanjut dia, keluarga dari ibu hamil juga diminta terus melakukan pengawasan dan langsung tanggap untuk segera membawa ibu hamil tersebut ke rumah sakit saat mendekati persalinan.
   
“Jika diperlukan, keluarga juga bersiap dengan pendonor darah untuk berjaga-jaga. Kami ingin memastikan keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan,” katanya.
   
Selain ibu hamil berisiko tinggi yang akan melahirkan selama masa libur Lebaran, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga mengantisipasi penularan penyakit selama arus mudik, di antaranya influensa, infeksi saluran pernafasan akut, batuk dan pilek.
   
“Mungkin saja, hal ini terjadi karena pemudik kecapekan selama melakukan perjalanan,” katanya.
   
Selain itu, penyakit yang diwaspadai adalah hepatitis karena pemudik membeli makan sembarangan tanpa memperhatikan sanitasi dan higienitas, serta antraks karena konsumsi daging akan meningkat.
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024