KLHK mengusut kasus kematian gajah di Aceh

id siti nurbaya

KLHK mengusut kasus kematian gajah di Aceh

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya (Foto Antara)

Jakarta (Antaranews Jogja) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengusut kasus kematian gajah yang diduga akibat diracun orang tak dikenal di Aceh Timur, Provinsi Aceh.

Penegasan disampaikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar dalam pernyataan pers yang disampaikan di Jakarta,  Rabu.

Situ Nurbaya menegaskan kematian gajah bernama Bunta yang diduga diracun orang tak beradab pada Sabtu (9/6) lalu akan diselidiki dan ditangani secara serius oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Apalagi ini hewan yang dilindungi dan peristiwanya di sekitar "Conservation of Respond Unit" (CRU) di Desa Bunin, Kecamatan Serbajadi, Aceh Timur.

"Kita akan segera memanggil pihak CRU Serbajadi, Aceh Timur, Aceh. Ini terkait dengan kematian gajah benama Bunta yang mati dibunuh di tempat konservasi tersebut," kata Siti Nurbaya
   
Di sela-sela meninjau pengelolaan sampah saat mudik di Tol Cikampek, Rabu, Siti Nurbaya mengemukakan, tempat konservasi tersebut mendapatkan bantuan dana dari pihak swasta.

"Secara keseluruhan di Aceh itu 'kan memang tempat satwanya di sana ada pusat tempat konservasi gajah sebanyak tujuh CRU," tuturnya.

Unit ini untuk mengatasi mitigasi konflik di Aceh timur, Utara dan Pidi, Aceh Jaya, Aceh Barat dan Aceh Selatan. Biayanya bersumber dari USAID dan juga Astra. "Jadi biayanya dari mitra," ujarnya.

Mengenai perkembangan penanganan gajah Bunta, Siti Nurbaya menjelaskan, KLHK bersama tim Inafis dan Identifikasi Polres Aceh Timur serta tim dokter hewan BKSDA Aceh melakukan nekropsi dan olah tempat kejadian perkara atau TKP.

Dari olah TKP diperoleh fakta. Pertama,  pengambilan sampel jantung, limpa, usus dan ginjal untuk uji laboratorium. Lalu, kedua pengambilan sisa patahan gading sebelah kiri sepanjang 46 cm (sisanya hilang) berat belum ditimbang dan gading sebelah kanan sepanjang 148 cm berat belum ditimbang sebagai berat badan.

Ketiga, diagnosa sementara tim medis BKSDA Aceh adalah toxicosis. Hal itu berdasarkan kerusakan dan perubahan organ-organ usus mengalami pendarahan, jantung nekrosis dan hiperemi, pembengkakan (oedema) dan sianosis pada paru dan oedema (pembengkakan) hati.

Selain itu, cairan dirongga dada sangat keruh dan adanya buah kuini di dalam usus serta ditemukan buah tersebut didekat bangkai satwa ditemukan.

"Selanjutnya, sampel (limpa, usus, jantung dan ginjal) yang diambil pada Rabu (13/6) akan kita kirim ke Puslabfor Cabang Medan , melalui penyidik Polres Atim," ujar Siti Nurbaya sambil menambahkan kasus kematian gajah ini baru pertama kali terjadi di Aceh Timur.

    
Gajah Terlatih
Siti Nurbaya juga mengungkapkan soal pengelolaan gajah terlatih di Provinsi Aceh. Sampai saat ini gajah terlatih di seluruh Aceh berjumlah 33 ekor, dan 2 anak gajah, baik yang lahir maupun yang dievakuasi bulan lalu (sebelum kematian Bunta).

Gajah terlatih tersebut tersebar di Pusat Konservasi Gajah (PKG) Sare dan 7 Conservation Respon Unit (CRU). Unit ini untuk melakukan mitigasi konflik gajah) yang tersebar di Aceh Timur, Aceh Utara, Bener Meriah, Pidie, Aceh Jaya, Aceh Barat dan Aceh Selatan.

Menurut Siti Nurbaya, CRU dipimpin oleh satu orang "leader" dan di dalamnya ada mahout dan asisten mahout. "Leader" bertanggung jawab langsung kepada Kepala Seksi Wilayah dan berkoordinasi secara teknis dengan Kepala Pusat Konservasi Gajah atau PKG.

Total dari hasil survei KLHK di awal 2017, jumlah gajah di Aceh   539 ekor.

Sebelumnya, Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf menggelar sayembara berhadiah sebesar Rp100 juta bagi yang dapat memberikan informasi pelaku pembunuh gajah Bunta.

Total hadiah yang bakal diterima pemberi informasi bisa  Rp135.000.000, dari Irwandi Rp100 juta dan Rp35 juta dari kumpulan beberapa lembaga lingkungan dan perorang.

Selain itu, sejumlah lembaga lingkungan seperti Forum Konservasi Leuser (FKL), Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA), Wildlife Conservation Society (WSC), Orangutan Information Centre (OIC), Yayasan Ekosistem Lestari, mengecam pembunuhan gajah Bunta dan memberikan apresiasi kepada pemberi informasi pelaku pembunuhan.

Sedangkan Warung Kopi Leuser Cafe menggratiskan minum kopi seumur hidup bagi mereka yang menemukan identitas pelaku pembunuhan gajah tersebut.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024