Tidak ditemukan pelanggaran harga PKL Malioboro

id Malioboro

Tidak ditemukan pelanggaran harga PKL Malioboro

Pedagang Kaki Lima (PKL) malioboro masih menggunakan gerobak lama berjualan dikawasan malioboro, Yogyakarta, Kamis (15/3). Menurut Ketua Paguyupan Angkringan Danurejan, Yati Dimanto (58) bantuan gerobak yang diberikan Pemda Provinsi DIY belum siap digunakan karena kaki penyangganya tiak dapat dilipat, tidak memiliki rak di atap gerobak, dan tempat menaruh kompor tungkunya belum dilapisi besi sehingga akan terbakar jika menyalakan kompor. (Foto ANTARA/Riski Mario Johannes Parhusip/mg.yk/ags)

 Yogyakarta, 18/6 (Antaranews Jogja) - Satuan Tugas Harga yang dibentuk Unit Pelaksana Teknis Malioboro belum menemukan pelanggaran harga yang dilakukan pedagang kaki lima kuliner di kawasan utama wisata di Kota Yogyakarta itu.

Belum ada temuan maupun aduan dari wisatawan tentang pedagang kaki lima (PKL) kuliner yang melakukan pelanggaran harga. Kondisi masih tetap kondusif,? kata Kepala Bidang Penegakan Peraturan Perundang-undangan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Yogyakarta Hery Eko Prasetyo di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, seluruh PKL kuliner di Malioboro sudah mematuhi aturan dengan memasang daftar menu dan harga di kios masing-masing yang bisa dijadikan patokan bagi konsumen sebelum membeli makanan.

 Hery menyebutkan, Satuan Tugas Harga UPT Malioboro akan terus melakukan pemantauan rutin hingga libur Lebaran berakhir untuk memastikan seluruh PKL kuliner di kawasan Malioboro mematuhi aturan harga dan tidak menerapkan harga yang tidak wajar.

Hal senada disampaikan Kepala UPT Malioboro Ekwanto yang menyebut belum ada pelanggaran harga yang dilakukan PKL kuliner di kawasan tersebut.

PKL kuliner mematuhi aturan penerapan harga makanan. Belum ada aduan yang masuk ke kami. Kenyamanan dan keamanan wisatawan menjadi prioritas kami,? kata Ekwanto.

 Meskipun demikian, Ekwanto menyebut, upaya untuk mewujudkan kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke Malioboro bukan hanya menjadi tugas UPT Malioboro tetapi membutuhkan peran dari wisatawan.

Salah satunya, menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan sehingga semua wisatawan yang datang tetap merasa nyaman karena kebersihan Malioboro terjaga,? katanya.

 Selain itu, Ekwanto juga meminta wisatawan untuk selalu berhati-hati saat mengunjungi Malioboro, misalnya menjaga anggota keluarga atau anak agar tidak terpisah atau kehilangan barang milik pribadi.

Sementara itu, kepadatan lalu lintas di kawasan Malioboro masih terus terjadi hingga H+3 Lebaran yang didominasi kendaraan berplat nomor luar DIY, seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Purwakarta, sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Kendaraan yang hendak masuk ke Malioboro diarahkan untuk berputar di Stadion Kridosono. Di Jalan Malioboro, kendaraan hanya bisa melaju dengan kecepatan sekitar 10 kilometer per jam dengan berbagai hambatan seperti andong dan becak yang juga melaju di jalur cepat.

Keramaian wisatawan di Malioboro tidak hanya berlangsung saat siang hari namun justru semakin bertambah saat malam hari. Ribuan wisatawan memadati pedestrian di sisi timur dan pedestrian sisi barat yang belum selesai direvitalisasi bahkan pejalan kaki meluber hingga jalur cepat.

 Selain di Malioboro, kepadatan lalu lintas juga terjadi di beberapa wilayah lain seperti di sekitar Tugu Yogyakarta, di seputar Pasar Beringharjo, hingga Titik Nol Kilometer.

(E013).

 
Pewarta :
Editor: Luqman Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2024