Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Perseroan Terbatas Angkasa Pura melalui PT Pembangun Perumahan melanjutkan pembersihan lahan milik 37 kepala keluarga yang menolak pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Hari ini (Kamis) kami meninjau pekerjaan PT Pembangun Perumahan (PT PP) dalam melaksanakan tugasnya," kata Project Manager NYIA Sujiastono di Kulon Progo, Kamis.
Ia mengakui PT PP membersihkan semua tanaman milik warga penolak bandara, mulai dari tanaman cabai dan sayuran. "Sepertinya seperti itu. Tapi lebih jelasnya, silakan bertanya ke PT PP yang melaksanakan proyek di lapangan," kelit Sujiastono.
Dia mengatakan pembersihan lahan sempat berhenti karena puasa dan libur lebaran. Selain itu, PT Angkasa Pura I tidak memberikan target penyelesaian pembersihan lahan dan pengosongan lahan kepada PT PP.
Seperti dikehaui, saat ini masih ada 31 rumah dengan 37 KK yang masih bertahan dan menolak lahan mereka digunakan untuk membangun bandara.
"Sejauh ini, pekerjaan PT PP masih dalam koridor yang ditetapkan atau "on the track"," katanya.
Disinggung apakah sebelumnya sudah memberitahu warga jika akan ada proses pembersihan lahan dan ternyata hari ini masih adanya perlawanan dari warga, Sujiastono mengaku pemberitahuan sudah beberapa kali diberikan. "Pemberitahuan kan sudah beberapa kali," katanya.
Sejumlah alat berat hari ini digunakan oleh petugas dari PT Angkasa Pura (AP) I selaku pemrakarsa proyek. Warga yang merasa tanahnya tak dijual pun berusaha untuk mempertahankannya.
Dari pantauan di lapangan, beberapa petani melakukan penolakan dengan beraktivitas seperti biasa. Ada yang mencabuti rumput, maupun memanjat pohon kelapa. Bahkan ada seorang ibu yang menerobos barisan polisi pengaman dan masuk alat berat untuk menghalangi supaya lahannya tidak dibersihkan.
Kapolres Kulon Progo AKBP Anggara Nasution menegaskan, pihaknya hanya sebatas mengamankan jalannya pengosongan lahan saja. Sekitar 500 personel gabungan diturunkan, dari kepolisian, Satpol-PP, maupun TNI.
"Pengamanan dibagi dalam tiga tim, dari personil Sabhara dan Polwan. Petugas juga tidak membawa senjata api serta senjata tajam," katanya.
Ia menekankan kepada petugasnya agar langkah yang digunakan dengan cara persuasif. Supaya proses pengosongan lahannya bisa tetap berjalan. "Cukup dibatasi saja (warga dijauhkan dari alat berat)," ucapnya.
Berita Lainnya
Dinas Pertanian Kulon Progo awasi perkembangan antraks Girimulyo
Selasa, 19 Maret 2024 15:38 Wib
Pemkab Kulon Progo: Pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan lancar
Minggu, 17 Maret 2024 12:46 Wib
Pemkab Kulon Progo diminta percepat bangun jalan dukung ekonomi
Minggu, 17 Maret 2024 11:40 Wib
Polres Kulon Progo : Hadroh Bhayangkara untuk mengedukasi masyarakat
Jumat, 15 Maret 2024 19:07 Wib
Dinas Pertanian Kulon Progo mengintensifkan surveilans cegah Antraks
Jumat, 15 Maret 2024 15:59 Wib
Gerindra Kulon Progo jaring empat calon kepada daerah dari internal
Kamis, 14 Maret 2024 19:53 Wib
Pemkab Kulon Progo menetapkan peta batas desa di lima kalurahan di Wates
Kamis, 14 Maret 2024 17:17 Wib
DKP Kulon Progo mengawasi penjualan olahan ikan di Pasar Jagalan
Kamis, 14 Maret 2024 15:14 Wib