Kemenkeu-BI didesak segera mengatasi merosotnya kurs rupiah

id bambang soesatyo

Kemenkeu-BI didesak segera mengatasi merosotnya kurs rupiah

Bambang Soesatyo (Foto Antara)

Jakarta (Antaranews Jogja) - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mendesak sejumlah lembaga negara dan kementerian terkait, terutama Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia, untuk segera bertindak mengatasi merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

        Bambang Soesatyo yang akrab disapa Bamsoet mengatakan hal itu di Jakarta, Jumat, menanggapi terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga melampaui Rp14.300 dalam beberapa hari terakhir.

        Bamsoet juga mengutip, nilai tukar rupiah terhadap dolar di Bank Indonesia pada penutupan hari Jumat ini berada pada Rp14.332 per dolar, sementara itu di pasar spot¿ berada pada angka Rp14.303 per dolar.

        Menurut Bamsoet, merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dipengaruhi oleh beberapa hal termasuk faktor internal, seperti perang dagang Amerika Serikat dan China yang semakin meningkat, hambatan perdagangan di India dan Uni Eropa, serta kenaikan harga minyak mentah dunia.

        Lembaga negara dan kementerian terkait, terutama Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia, kata dia, harus segera melalukan langkah-langkah antisipatif yang cermat untuk mengetasi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.

        "Kemenkeu dan BI harus berkomitmen dalam menyiapkan solusi dan langkah-langkah mitigasi agar pergerakan kurs dapat kembali normal serta lebih cermat mengawasi berbagai aspek yang mempengaruhi," kata Bamsoet.

        Politikus Partai Golkar itu menambahkan, Kemenkeu dan BI juga wajib mengingatkan diri sendiri, bahwa stabilitas nilai tukar menjadi suatu hal yang penting.

        "Komisi XI DPR yang membidangi keuangan agar segera menghubungi mitra kerjanya itu untuk segera bergerak," katanya.

        Bamsoet juga mendorong Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk memberikan insentif ekspor, guna mendapatkan surplus perdagangan sekaligus mengurangi neraca keseimbangan primer negatif.

        Di sisi lain, Bamsoet juga berharap, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) harus lebih proaktif dan progresif dalam melakukan langkah-langkah hubungan kerja sama bilateral dan multilateral dengan negara-negara maju, agar para pengusahanya datang menanamkan modalnya di Indonesia.

        Menurut dia, langkah-langkah dari BKPM sangat diperlukan agar guna meningkatkan investasi ke dalam negeri, sehingga arus modal masuk dan dapat  membantu memperbaiki nilai tukar rupiah.

        "Saya berharap komisi-komisi terkait di DPR RI dapat mengingatkan mitra kerjanya," katanya.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024