SMP/MTS di Gunung Kidul kekurangan siswa

id PPDB online

SMP/MTS di Gunung Kidul kekurangan siswa

Petugas memberikan informasi tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2018/2019 . ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

Gunung Kidul (Antaranews) - Sejumlah SMP/MTs  di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kekurangan pendaftar pada Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Ajaran 2018/2019 karena jumlah lulusan sekolah dasar lebih sedikit dibandingkan jumlah sekolah menengah pertama .
     
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Gunung Kidul Bahron Rosyid di Gunung Kidul, Senin, mengataian pada tahun ajaran 2017/2018 lalu, jumlah lulusan SD hanya berjumlah 9222 siswa, sedangkan kuota SMP baik negeri maupun swasta ada sebanyak 11.700 siswa.
     
"Adanya selisih antara jumlah lulusan SD dengan kuota di SMP serta MTs yang tersedia ini tentunya akan membuat sejumlah sekolah kekurangan siswa. Kuota di SMP serta MTs lebih banyak daripada jumlah lulusan SD untuk tahun ini,” kata Bahron.
     
Bahron mengatakan kekurangan siswa yang akan dialami oleh sejumlah sekolah tersebut bukan lantaran penerapan zonasi PPDB. "Zonasi tidak begitu mempengaruhi jumlah siswa yang masuk sekolah menengah pertama. Kalau ada sekolah yang kekurangan murid, itu bukan karena terdampak dengan sistem zonasi tetapi jika melihat data memang ada penurunan jumlah siswa yang lulus dari kelas 6 SD," katanya.
     
Kepala Sekolah SMP Kanisius Wonosari Yohanes Nugraha mengatakan problema perihal kekurangan siswa disebutnya tak menjadi masalah. Di SMP Kanisius Wonosari sendiri, setiap tahunnya memang serapan kuota siswa anyar seringkali tidak maksimal.
     
"Kami sudah terbiasa dengan hal semacam ini (kekurangan siswa),” katanya.
       
Meski demikian, pihaknya tetap memberikan pelayanan kepada siswa yang belajar di SMP Kanisius dengan maksimal. Sistem zonasi yang diberlakukan untuk sekolah negeri tidak akan berdampak banyak disekolah swasta. Sebagaimana diketahui, dalam sistem zonasi, salah satu indikator yang dijadikan sebagai pertimbangan utama adalah jarak sekolah dengan siswa.
       
"Kami yakin tetap siswa pada tahun ajaran 2018/2019," katanya.