Satu wisatawan tenggelam di Parangtritis belum ditemukan

id wisatawan tenggelam

Satu wisatawan tenggelam di Parangtritis belum ditemukan

Banyak wisatawan tidak menghiraukan tanda bahaya yang dipasang di sekitar pantai, meskipun korban tenggelam di pantai tersebut sering terjadi. (ANTARA FOTO/ Hery Sidik)

Bantul (Antaranews Jogja) - Satu dari dua orang wisatawan yang tenggelam di Pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Minggu (1/7) sore hingga Selasa (3/7) sore masih hilang dan belum ditemukan.
    
"Iya betul, masih ada satu (wisatawan tenggelam) yang belum ditemukan," kata Komandan Tim Pencarian dan Penyelamatan (SAR) Pantai Parangtritis Muhammad Arief Nugroho saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya di Bantul, Selasa.
    
Dua wisatawan asal Banjarnegara Jawa Tengah, yakni Bali (13) dan Mansur (25) dilaporkan hilang terseret ombak di Pantai Parangtritis Bantul pada Minggu (1/7) sore, mereka terseret ombak ketika bermain di dekat palung.
    
Ia mengatakan, satu wisatawan diantaranya yaitu Mansur telah ditemukan meninggal dunia pada Senin (2/7), awal mulanya jenazah ditemukan warga di tepi Pantai Pandansari Bantul atau sebelah barat Pantai Parangtritis.
    
"Kemarin (jenazah korban) ketemu sekitar pukul 17.00 WIB di wilayah Pantai Pandansari," kata Arief.
    
Menurut dia, terhadap seorang wisatawan yang masih hilang tersebut, Tim SAR Bantul bersama personel Basarnas DIY dan relawan masih melakukan pencarian dengan menerjunkan perlengkapan seperti jet ski dan perahu.
    
"Hasilnya ini masih negatif, namun upaya kita ya tetap melakukan penyisiran baik lewat darat maupun laut," katanya.
    
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto mengatakan, sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP), SAR bersama personel akan melakukan pencarian selama tiga hari sejak peristiwa tenggelamnya korban tersebut terjadi.
    
"Kalau kebiasaan yang dilakukan teman-teman SAR itu tiga hari (jenazah korban) akan muncul ke permukaan, harapan kita seperti itu, sehingga 'jenazah' korban bisa kita kembalikan ke keluarganya," katanya.