Yogyakarta siapkan Gerakan 1.000 "Tumbler"

id sampah plastik, botol plastik

Yogyakarta siapkan Gerakan 1.000 "Tumbler"

ilustrasi sampah plastik (Foto ANTARA/Rendi Yudistira/ags/15).

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta terus berupaya mengurangi volume sampah plastik, salah satunya dengan menyiapkan Gerakan 1.000 “tumbler” yang akan diluncurkan saat peringatan Hari Lingkungan Hidup. 
 “Secara teori, jumlah sampah plastik yang dihasilkan Kota Yogyakarta akan terus meningkat sehingga, diperlukan berbagai upaya agar sampah plastik yang dihasilkan bisa diminalisasi. Salah satunya dengan gerakan dari masyarakat,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Suyana di Yogyakarta, Rabu.
 Rata-rata volume sampah yang dihasilkan Kota Yogyakarta dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir Piyungan selama Juni tercatat sebanyak 257 ton per hari, dengan 20 persen di antaranya adalah sampah plastik.
 Sampah plastik tersebut, lanjut Suyana, banyak berasal dari botol plastik air minum kemasan. “Oleh karena itu, kami menyiapkan gerakan pengurangan botol plastik air minum kemasan dengan penggunaan ‘tumbler’ atau botol minum yang dibawa sendiri dari rumah dan bisa diisi ulang,” katanya.
 Suyana mengatakan, belum semua masyarakat memiliki kesadaran terkait bahaya sampah plastik sehingga memilih membeli minuman kemasan dalam botol karena dinilai lebih praktis dibanding harus membawa botol minum dari rumah.
 Oleh karena itu, lanjut dia, bertepatan dari peringatan Hari Lingkungan Hidup di Kota Yogyakarta yang akan digelar akhir Juli di Embung Langensari, DLH Kota Yogyakarta berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membawa botol minum dari rumah.
 “Untuk sementara ini, gerakannya kami beri nama 1.000 ‘tumbler’. Nantinya, tamu undangan akan kami minta membawa botol minum sendiri yang bisa diisi ulang di lokasi acara,” katanya.
Selain mengurangi konsumsi air minum kemasan botol, DLH juga melakukan pembersihan sampah plastik di tiga sungai besar yaitu di Code, Gajahwong, dan Winongo yang ditangani oleh petugas ulu-ulu sungai.
 “Setiap kelompok ulu-ulu bisa mengangkat sekitar 40 kilogram sampah plastik basah per hari. Sampah langsung dibuang ke TPA Piyungan karena sudah tidak bisa digunakan,” katanya.
 Pembersihan sampah plastik di sungai atau kawasan perairan tersebut, lanjut Suyana merupakan dukungan terhadap program Kementerian Koordinator Kemaritiman. 
(E013)
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024