Jurnalis Amerika membuat film dokumenter perbudakan laut di Indonesia

id film

Jurnalis Amerika membuat film dokumenter perbudakan laut di Indonesia

Ilustrasi (Foto antaranews.com)

Jakarta (Antaranews Jogja) - Jurnalis Amerika Serikat Shannon Service akan segera merilis film dokumenter "Ghost Fleet" tentang perbudakan di laut yang salah satu sumbernya di Indonesia.

          "Sebagian besar nelayan Indonesia yang sempat menjadi budak di laut berasal dari Benjina, Maluku, dan Papua Barat. Saya dan tim pergi ke sana dan berbicara dengan mereka," kata Service setelah acara bincang-bincang "Jurnalisme Investigasi Perbudakan di Laut" di @america Pacific Place, Jakarta, Selasa.

          Dalam acara tersebut, Service juga memutar sekitar 6 menit cuplikan dari film dokumenter "Ghost Fleet" yang baru akan dirilis resmi sekitar September 2018.

          Pertemuan Service dengan Patima, perempuan Thailand yang mengelola lembaga swadaya untuk membantu para nelayan yang berhasil lolos dari perbudakan di laut, pada tahun 2012 menjadi motivasi awal untuk membuat "Ghost Fleet".

          "Dia perempuan yang kuat dan bekerja untuk membantu orang-orang ini, jadi film ini mengambil Patima sebagai sorotan utama, tentang upaya dan perjuangannya membantu para nelayan mendapatkan keadilan," katanya.

          Melalui cerita yang dihimpun Patima dari para korban perbudakan di laut, Service mendapatkan alur jaringan perdagangan manusia di perairan Asia Tenggara.

          "Selain Thailand dan Indonesia, mereka juga berasal dari Kamboja dan Vietnam," katanya.

          Selama pengambilan gambar di Indonesia, Service juga mendapat kesempatan untuk bertemu dan mewawancarai Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

          "Suatu kesempatan berharga dapat mewawancarai beliau dan mengetahui upaya Indonesia untuk melawan 'IUU fishing', termasuk perdagangan manusia," katanya.

          Namun, Service menyesalkan bahwa wawancara tersebut tidak ditampilkan di dalam film karena keterbatasan durasi.

          "Dokumenter ini hanya 90 menit, wawancara dengan Susi kami tampilkan sebagai data dengan kredit," katanya.

          Shannon Service memiliki gelar master di bidang jurnalistik dari Universitas California Berkeley dan memiliki pengalaman hampir sepuluh tahun sebagai jurnalis investigasi. Hasil jurnalisme investigasinya telah ditayangkan HBO, PBS dan FSTV.

          Acara bincang-bincang dengan Shannon Service di @america dihadiri puluhan jurnalis berbagai media massa, akademisi dan mahasiswa perguruan tinggi nasional dengan berbagai latar belakang.

          Jurnalis KompasTV Aiman Wicaksono dan jurnalis investigasi Majalah Tempo Philipus Perera turut menjadi pembicara dalam acara tersebut.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024