Sleman menyosialisasikan pembiayaan usaha ultramikro

id Umkm

Sleman menyosialisasikan pembiayaan usaha ultramikro

Ilustrasi. Pelaku UMKM. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/17.

 Sleman (Antaranews Jogja - Pemerintah Kabupaten Sleman,  bekerja sama dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan sosialisasi pemberdayaaan ekonomi rakyat melalui pembiayaan Ultra Mikro atau UMi, Kamis.
     
Sosialisasi yang dibuka Wakil Bupati Slemab Sri Muslimatun ini diikuti pelaku usaha mikro serta masyarakat desa, aparat desa dan kecamatan se-Kabupaten Sleman serta OPD terkait.
   
 Sri Muslimatun berharap program ini nantinya dapat membantu Pemerintah Kabupaten Sleman dalam upaya meningkatkan pembangunan dan menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Sleman.
     
"Program ini bagus, karena bisa langsung menyentuh ke perekonomian masyarakat kecil yang justru tahan terhadap gejolak ekonomi global. Usaha ultra mikro ini justru tahan dengan dinamika ekonomi dunia," katanya.
     
Menurut dia, ketika perusahaan yang besar-besar jatuh, usaha mikro masih dapat bertahan, sehingga program ini harus dikembangkan untuk ketahanan ekonomi kita bersama.
     
"Ini juga dapat menurunkan angka kemiskinan. Angka kemiskinan di Sleman kan masih lebih dari sembilan persen, jadi target kami menurunkan angka kemiskinan di bawah delapan persen pada 2021 semoga dapat tercapai," katanya.
     
Wakil Bupati Sleman mengatakan program ini juga untuk mempermudah masyarakat untuk mendapatkan pinjaman dana untuk usaha secara mudah. Sehingga masyarakat tidak meminjam ke rentenir yang justru dapat menjadi beban di belakang.
     
" Kalau rentenir kelihatannya manis di depan, tapi belakangnya pahit. Kalau program UMi ini di depan manis, di belakangnya juga manis," katanya. 
   
 Kepala Bidang Pembina Pelaksana Anggaran (PPA)  Kanwil Ditjet Perbendaharaan DIY Ludiro mengatakan bahwa dana yang digunakan untuk program pembiayaan UMi tidak berasal dari perbankan seperti halnya Kredit Usaha Rakyat (KUR). Namun dana pembiayaan tersebut berasal dari pemerintah.
     
"Program ini memiliki keunggulan-keunggulan dibanding program lain, seperti KUR. Dalam program yang ditujukan untuk UMi ini, kreditur akan mendapatkan bimbingan dan pembinaan dari pihak pelaksana," katanya.
   
 Ia mengatakan, untuk teknis pelaksanaannya pemerintah telah menunjuk dua BUMN sebagai penyalur, diantaranya PTbPegadaian dan PT PNM.
     
"Jadi bedanya dengan KUR, dalam program UMi ini nanti akan ada pembinaan untuk masyarakat supaya pinjamannya dapat digunakan seefektif mungkin," katanya.
     
Ludiro mengatan bahwa untuk mengakses program UMi ini, syaratnya adalah masyarakat yang mempunyai aset minimal Rp50 juta (selain tanah dan bangunan). Selain itu kreditur harus mempunyai omzet minimal Rp300 juta per tahun.
     
"Peminjaman lebih spesifiknya ditujukan untuk pelaku usaha dengan pembiayaan di bawah Rp10 juta," katanya.
 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024