Jenazah terduga teroris masih di RS Bhayangkara Yogyakarta

id RS bhayangkara

Jenazah terduga teroris masih di RS Bhayangkara Yogyakarta

RS Bhayangkara Polda DIY dijaga ketat petugas kepolisian bersenjata lengkap, Minggu (15/7). Tiga terduga teroris yang tewas dalam baku tembak di Jalan Kaliurang km 9, Ngaglik, Sleman dibawa ke RS Bhayangkara untuk diautopsi. (Foto Antara/Victorianus SP) (Antara)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Ketiga jjenazah terduga teroris yang tewas dalam baku tembak di Jalan Kaliurang, Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta hingga Senin siang masih berada di Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY.
       
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY Komisaris Polisi (Kompol) Theresia Lindawati mengatakan hingga saat ini aparat kepolisian masih melakukan penjagaan ketat di rumah sakit yang terletak di Jalan Solo-Yogyakarta itu.
         
"Iya. Sampai sekarang (ketiga jenazah terduga teroris) masih di sini," kata dia saat dihubungi Antara di Yogyakarta, Senin.
       
Pantauan Antara, pada Senin (16/7) siang di depan lobi RS Bhayangkara tidak tampak penjagaan aparat kepolisian seperti yang terpantau pada Minggu (15/7). 
     
Namun demikian, sejumlah aparat bersenjata laras panjang masih tampak berjaga di sisi belakang rumah sakit khususnya di Gedung Instalasi Forensik yang hingga saat ini masih dilintangi garis polisi.
     
 Menurut Lindawati, belum ada keluarga atau kerabat ketiga terduga teroris yang mendatangi RS Bhayangkara untuk mengurus jasad ketiganya. "Sampai sekarang belum ada," kata dia.
       
Ditanya mengenai proses autopsi serta sampai kapan penanganan ketiga jasad itu di RS Bhayangkara, Linda enggan memberikan penjelasan lebih lanjut. "Nanti Polda saja yang berwenang," kata dia.
       
Hingga saat ini, pihak Polda DIY belum bersedia memberikan keterangan mengenai perkembangan penanganan ketiga jasad terduga teroris itu. 
     
 Pada Minggu (15/7) siang, seorang yang mengaku kenal dekat sejak masa kuliah dengan Ghaniy Ridianto salah satu terduga teroris mendatangi Rumah Sakit Bhayangkara untuk memastikan identitas terduga tersebut.
     
 Namun ia mengaku tidak diizinkan masuk rumah sakit dan tidak bisa mendapatkan informasi.
       
Pria yang enggan disebut namanya itu mengaku mengenal Ghaniy sejak sama-sama kuliah pada September 2011, dan masih sering berkontak telepon.
     
"Saya datang ke sini untuk mencari kepastian apakah salah satu dari pelaku merupakan Ghaniy Ridianto teman saya kuliah dulu. Tetapi saya tidak boleh masuk dan tidak bisa mendapatkan informasi," kata dia.