Dinas Perdagangan harapkan sinergitas dalam penyediaan beras

id beras

Dinas Perdagangan harapkan sinergitas dalam penyediaan beras

Stok beras Bulog (Foto Antara) (Foto Antara/)

Bantul (Antaranews Jogja) - Dinas Perdagangan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengharapkan ada sinergitas antar lembaga pangan di daerah ini dalam penyediaan beras di pasaran agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
    
Kepala Dinas Perdagangan Bantul Subiyanta Hadi di Bantul, Senin, mengatakan, komoditas beras merupakan komoditas strategis yang dibutuhkan semua masyarakat, sehingga kalai tidak tersedia beras maka bisa terjadi gejolak di masyarakat.
    
"Jadi semua lembaga harus bersinergi bagaimana mengamankan beras dalam arti kebutuhan itu tercukupi, kemudian distribusi lancar dan harganya sesuai HET (harga eceran tertinggi) yang diatur Kemendag," katanya.
    
Menurut dia, beberapa lembaga pangan tersebut diantaranya Badan Urusan Logistik (Bulog) dan lembaga di daerah seperti gudang Sistem Resi Gudang (SRG) Niten milik pemerintah daerah yang pengelolaannya dipihak ketigakan.
    
"Kalau Bulog menyediakan beras karena domainnya sebagai lembaga 'buffer', kemudian dari pemerintah membeli gabah manakala masyarakat itu panen, supaya kestabilan harga terjaga, ketika harga turun Bulog mengeluarkan beras," katanya.
    
Meski begitu, ditanya apakah gabungan kelompok tani (gapoktan) di Bantul harus menyimpan hasil panen di Gudang SRG Niten, dia mengatakan, tidak harus, namun ketika memanfaatkan resi gudang ada manfaat lain yang didapat petani.
    
"Pihak pengelola RSG Niten itu kan bisa memberikan pelayanan yang menarik bagi gapoktan, misalnya membantu akses ke bank yang kalau secara normatif tujuh sampai 10 hari itu bisa ditempuh dua hari bisa cair," katanya.
    
Sementara itu, menurut dia, resi gudang itu sesuai dengan fungsinya, petani bisa memanfaatkan untuk sistem tunda jual, jadi ketika panen kemudian dijemur dan dimasukkan ke resi gudang.
    
Bahkan, kata dia, setelah hasil panen petani berupa gabah disimpan di resi gudang, maka kemudian bisa dicatatkan sebagai agunan untuk mengakses pinjaman modal ke lembaga perbankan yang telah ditunjuk pemerintah.
    
Tetapi, kata dia, diakui fungsi Sistem Resi Gudang (RSG) di Gudang Niten yang merupakan miliki Pemkab Bantul belum dioptimalkan para petani, karena kepemilikan lahan pertanian yang rata-rata sempit.
    
"Karena petani Bantul beda dengan daerah lain, yang punya lahan lebih luas, kalau di Bantul komoditas seperti beras ini ketersediaan lahan untuk masing-masing KK (kepala keluarga) rata-rata cuma di bawah 0,5 hektare," katanya.