KBRI memonitor kasus pemerkosaan WNI di Rotterdam

id kekerasan

KBRI memonitor kasus pemerkosaan WNI di Rotterdam

Ilustrasi (ist)

Jakarta (Antaranews Jogja) - Tim perlindungan WNI KBRI Den Haag terus memonitor kasus pemerkosaan seorang WNI di Rotterdam, Belanda.

        Kejadian tersebut dilaporkan oleh Nederlandse Omroep Stichting (NOS), salah satu organisasi penyiaran publik Belanda pada Minggu (22/7), dan telah dikonfirmasi oleh Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kementerian Luar Negeri RI Lalu Muhammad Iqbal.

        "Benar adanya kejadian sebagaimana diberitakan tersebut. Sejak tadi malam, tim perlindungan WNI KBRI Den Haag sudah di lokasi," ujar Iqbal melalui pesan singkat di Jakarta, Senin.

        Merujuk pada laporan NOS, korban pemerkosaan adalah pelajar asal Indonesia yang sedang menjalani program pertukaran di Erasmus University.

        Korban mengaku pada penduduk setempat bahwa ia telah diikuti oleh seorang pria dari Avenue Concordia, dalam perjalanannya menggunakan sepeda dari Stasiun Pusat Rotterdam ke rumahnya di Herman Bavinck-straat pada Sabtu (21/7).

        Perempuan muda tersebut tiba sekitar pukul 05.30 pagi waktu setempat, dan tidak lama setelah mengunci sepedanya di jalan dekat rumah, dia diserang hingga tidak sadarkan diri kemudian diperkosa.

        Akibat kejadian tersebut dia terluka parah dan segera dilarikan ke rumah sakit oleh penduduk sekitar.

        Polisi segera melakukan penyelidikan atas kasus ini dengan memeriksa rute yang dilalui korban dan kamera keamanan yang terpasang di sepanjang jalan tersebut.

        Menurut polisi, pelaku diduga berusia 20-an tahun mengenakan jaket berwarna gelap dan menaiki sepeda berwarna gelap.

        Iqbal memastikan bahwa KBRI Den Haag akan terus memberikan pendampingan dan berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk menangani kasus ini.

        "Keluarga meminta diberikan privasi dalam kasus ini. Sesuai SOP Kemlu, kami harus menjaga identitas korban," kata Iqbal.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024