Pedagang daging ayam kurang stok penjualan

id Daging ayam

Pedagang daging ayam kurang stok penjualan

Pedagang daging ayam. (ANTARA FOTO/Rika Permatasari/ags/16)

Bantul (Antaranews Jogja) - Sebagian pedagang daging ayam di pasar tradisional Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa, Yogyakarta mengurangi stok penjualan menyusul tingginya harga komoditas pangan tersebut karena khawatir tidak laku. 
     
Pedagang daging ayam di Pasar Bantul Juriya di Bantul, Selasa mengatakan, mengaku tidak berani kulakan dalam jumlah banyak pascakenaikan harga daging ayam, dari sebelumnya rata-rata menyetok daging ayam sekitar 30 sampai 40 kilogram per hari ,saat ini maksimal hanya menyediakan 10 kilogram saja.
     
"Saya khawatir tidak laku karena harga kulakan sudah tinggi. Barang sedikit dan harus rebutan supaya kebagian barang. Dengan harga tinggi ini kalau saya nyetok banyak kemudian tidak laku, beberapa hari kemudian harga sudah turun saya merugi," katanya. 
     
Menurut dia, harga daging ayam yang dijual di pasar tradisional akhir-akhir ini pada kisaran Rp43 ribu hingga Rp44 ribu per kilogram, padahal dalam kondisi normal harga daging ayam pada kisaran Rp35 ribu per kilogram. 
     
Ia mengatakan, yang terpenting baginya adalah menyediakan daging ayam untuk memenuhi kebutuhan konsumen terutama warung makan dan penjual makanan kecil seperti sosis, lumpia, pastel dan berbagai makanan kecil lain yang membutuhkan lahan daging tersebut. 
     
Pedagang daging ayam di Pasar Bantul lainnya, Tumidjan mengatakan, mengaku terpaksa menjual daging ayam dengan harga Rp44 ribu per kg, karena menyesuaikan dengan harga kulakan yang tinggi, dan dia juga tidak berani menyetok komoditas itu dalam jumlah banyak.
     
"Saya hanya menyediakan secukupnya, takut tidak laku karena kalau harga daging ayam mahal konsumen mengurangi pembelian, bahkan tidak beli saat karena beralih ke bahan pangan lain yang lebih murah," katanya. 
     
Sementara itu, salah satu warga Banguntapan Bantul Fairusani mengatakan, sebelum ada kenaikan harga daging ayam, rutin membeli daging ayam dua hari kepada pedagang keliling yang lewat komplek perumahan untuk kebutuhan lauk keluarga, namun sudah seminggu terakhir tidak beli. 
     
"Terakhir saya beli masih Rp36 ribu per kg semingguan yang lalu, namun sekarang ini katanya mahal banget sampai diatas Rp40 ribu per kg, makanya sudah seminggu ini tidak makan daging ayam, dan beli lauk yang lain," katanya. 
     
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Bantul Subiyanta Hadi mengatakan kenaikan harga daging ayam dalam beberapa pekan terakhir ini disinyalir karena beberapa sebab, salah satunya yakni pelemahan rupiah terhadap nilai dolar Amerika Serikat (AS).
     
"Nilai tukar mata uang terhadap dolar itu mungkin menjadi salah satu faktor. Pelemahan nilai rupiah otomatis membuat harga pakan ternak naik, mengingat harga beberapa harga pakan bergantung pada nilai tukar rupiah," katanya.