BPBD masih hitung kerugian akibat gelombang tinggi

id Gelombang tinggi

BPBD masih hitung kerugian akibat gelombang tinggi

Ilustrasi (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/16)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Istimewa Yogyakarta masih menghitung total kerugian yang diakibatkan gelombang tinggi di pesisir Selatan Yogyakarta pada sepekan terakhir.

"Untuk total kerugian (datanya) belum masuk semua," kata Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantana di Gedung DPRD DIY, Senin.

Dia mengakui ada banyak laporan kerusakan infrastruktur atau fasilitas umum akibat gelombang tinggi di pesisir Selatan yang puncaknya terjadi pada 19 Juli 2018, mulai dari gazebo hingga perahu nelayan.

Menurut Biwara, untuk memperbaiki sejumlah infrastruktur yang mengalami kerusakan akibat gelombang tinggi itu akan diusulkan dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2018.

Karena selama bencana tersebut tidak ada penetapan status darurat, menurut dia, penanganannya bisa dilakukan oleh masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) di DIY.

"Termasuk kerusakan di pelabuhan Sadeng yang dermaganya ambruk juga akan diusulkan ke komisi B DPRD melalui Dinas Kelautan dan Perikanan," ujarnya.

Namun demikian, kata Biwara, pemerintah tidak serta merta mengucurkan dana bantuan untuk sejumlah bangunan milik warga yang mengalami kerusakan. Sebab, ia mensinyalir ada bangunan yang memang dibangun secara ilegal di sepanjang pesisir Selatan.

"Bangunan warga yang mana itu legal atau ilegal. Kalau membantu yang ilegal malah salah nanti. Itu gazebonya yang terlalu dekat ke pantai atau ombaknya yang jauh ke darat," kata dia.

Sebelumnya, Tim Observasi Lapangan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) mencatat gelombang tinggi yang menerjang kawasan pesisir Selatan DIY telah mengakibatkan kerusakan yang signifikan dan diperkirakan menelan kerugian ekonomi mencapai Rp2 miliar.

Kerusakan cukup parah akibat gelombang tinggi itu terjadi di empat pantai Gunungkidul, yakni Pantai Somandeng, Pantai Ngandong, Pantai Drini, dan Pantai Sepanjang.

Sekitar 24 gazebo mengalami kerusakan dan hilang terbawa arus. Tidak hanya itu, lima kapal dan 20 jaring set juga dilaporkan hilang terseret arus.

"Mempertimbangkan dinamika tinggi gelombang penegakan zona sempadan pantai Selatan harus lebih diintensifkan lagi," kata Ketua Tim Observasi yang juga Dekan Fakultas Geografi UGM, Aris Marfai.


(L007) 30-07-2018 16:04:00


 
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024