Peternak Gunung Kidul kembangkan rumput gajah

id Pakan ternak

Peternak Gunung Kidul kembangkan rumput gajah

Hijauan Makanan Ternak (jogja.antaranews.com)

Gunung Kidul, (Antaranews Jogja) - Kelompok Ternak Margomulyo Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan tanaman rumput gajah untuk mengantisipasi peningkatan harga hijauan makanan ternak saat musim kemarau.

Ketua Kelompok Ternak Margomulyo Banaran Sabar di Gunung Kidul, Senin, mengatakan pihaknya mengembangkan hijauan makanan ternak (HMT) untuk kelompoknya, sejak beberapa tahun terakhir di sekitar Sungai Oya Desa Banaran, sehingga tidak membelinya saat musim kemarau.

"Kelompok kami yang berjumlah 54 orang tidak lagi membeli pakan dari luar daerah saat musim kemarau," katanya.

Dia mengatakan saat musim kemarau merupakan masa sulit bagi peternak sapi skala kecil. Sebab, pakan di ladang sudah habis, dan mereka harus membeli HMT dengan harga yang cukup mahal.

"Sekarang itu beli satu ikat pakan yang isinya empat sampai lima batang pohon jagung harganya Rp5.000, itu kalau seekor sapi butuh sekitar Rp40.000 per harinya," katanya.

 Sabar mengatakan dengan memanfaatkan tanah di sekitar Sungai Oya, pihaknya mampu memproduksi sendiri HMT.

"Setelah dikembangkan ini dalam waktu setahun tiga kali dapat panen. Saat musim penghujan potensi panen dalam satu meter persegi dapat menghasilkan 15 kg, dan saat musim kemarau 10 kg per meter persegi, atau total produksi satu tahun 1.200 ton," katanya.

Bupati Gunung Kidul Badingah mengakui wilayah Gunung Kidul banyak peternak yang membeli HMT dari luar daerah. Untuk itu, pihaknya mengapresiasi langkah dari Kelompok Margo Mulyo mengembangkan HMT.

Pemkab terus berusaha melakukan inovasi agar masyarakat tidak membeli pakan ternak. Mulai menggandeng akademisi untuk membuat pakan ternak alternatif hingga memaksimalkan potensi air.

Ia mengatakan dengan kemudahan dan usaha peternak untuk menanam HMT itu dapat mendorong Gunung Kidul sebagai gudang ternak di DIY.

"Harapannya dengan kemudahan memenuhi pakan, upaya meningkatkan populasi ternak dapat berhasil. Mendukung swasembada daging Indonesia," katanya.

Ia berharap dengan hal ini tidak memperberat peternak. "Setiap memasuki musim kemarau banyak warga di Gunung Kidul yang menjual ternaknya untuk membeli pakan ternak yang diberikan ke ternak yang lain," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto mengatakan pihaknya bersama masyarakat terus berupaya mengembangkan HMT. Menurutnya dengan pangan yang mudah diperoleh membuat program upaya khusus sapi induk wajib bunting (upsus siwab) semakin baik.

"Kami mengembangkan HMT, di sekitar bantaran Sungai Oyo saya rasa sudah dapat dimanfaatkan untuk menanam. Kami juga mendorong untuk peternak yang lain dengan membuat pakan alternatif," harapnya.

(T.KR-STR)